Minggu, 21 April 2013

Tobatnya Seorang Bad-Boy






 ~*~  Tobatnya Seorang Bad-Boy  ~*~




Ok gan, disini gue mau ngungkapin masa lalu pas gue masih kecil dulu hingga bisa sampai pada saat ini
Waktu kecil gue adalah anak yang sangat bandel, nakal dan jahil
Sudah wataknya mungkin karena waktu kecil gue kekurangan kasih sayang
Kedua orang tua gue selalu saja sibuk dengan pekerjaan masing-masing
Inilah … itulah …
Waktu kecil gue gak begitu ngerti
Cukup dikasih uang, atau dibeliin sesuatu perkaranya beres dehhh …
Padahal sebagai anak bukanlah harta yang dulu gue butuhin, tapi kasih sayang dari orang tua

Gue akui, keluarga gue memang bukan keluarga yang taat beragama
Jika ditanya apa agama gue, jelas ISLAM
Pas ditanya, kenapa gue beragama ISLAM ?
Gue jawab, karena orangtua gue juga beragama ISLAM

Sedih rasanya pas gue inget masa-masa itu
Kalopun gue sholat, itu hanya karena udah kebiasaan bukan kebutuhan yang gue rasain


Singkatnya waktu itu umur gue 16 tahun
Gue berkenalan sama seorang cewek dari lain sekolah
Kami berada dalam tahun ajaran yang sama
Menurut pandangan gue, dia itu cantik
Hal yang manusiawi bukan, pas pandangan lihat hal yang indah kita tertarik padanya
If that was a sin the so be it

Kami pun saling suka dan pada akhirnya menjalin hubungan Pacaran
Perasaan itu pun tumbuh menjadi Cinta
Apakah itu yang disebut dengan Zina Hati ???
Dan merasakan rindu saat tidak lagi bertemu
Apakah itu yang disebut Zina Pikiran ???
Apakah kita harus tumbuh sebagai makhluk yang Apathetic ?

Kami berdua sering berpelukan, berpegangan tangan bahkan berciuman dengan dalih mengekspresikan rasa cinta kami
Gue pun terlalu menghargai dan mencintai dia untuk tidak melakukan hal yang tidak-tidak
Yang menjadi kredit poinnya adalah
Dia ngajarin gue ngomong dari gue menjadi saya
Dia mengajarkan saya ilmu keagamaan dalam konteks lebih baik dan lebih dekat ketimbang guru-guru di sekolah
Saya diajarkannya mengaji, baca tulis Al Qur’an
Dia sering sekali mengingatkan saya untuk tidak lupa akan Shalat, bahwa shalat itu adalah kewajiban dan bukanlah kebiasaan

Namun pada akhir kisah, kami pun malah tidak menikah
Kenapa tidak menikah ???
Karena saat itu kami masih dalam tahap remaja
Dan kami tidak akan mampu menjalaninya

Tapi saya bersyukur kami tidak menikah
Karena jika dengan menikah, maka saya akan menghalangi jalan impiannya
Dan saya mungkin tidak akan berada pada posisi saya sekarang ini

Dia telah menikah dan hidup bahagia dengan orang yang dicintainya kini
Saya pun hidup bahagia walaupun memang belum menikah
Tapi kami pun tetap berteman baik sampai sekarang
Karena itu saya sangat bersyukur bisa mengenalnya

Dimasa-masa pacaran
Banyak hal yang saya dapatkan dari hubungan kami dulu
Selain nilai lebih dari ilmu keagamaan
Alhamdulillah … Kepribadian saya juga ikut terdidik, dan membaik
Dan SAAT ITU, saya masih berpikir …
Bahwa pacaran bukan hanya berisikan hal-hal negative
Tapi juga terkandung nilai-nilai positifnya

Bukan karena dikatakan Positif itu juga positif Zina, positif Dosa atau bahkan Positif hamil duluan
Karena intensnya komunikasi atau pertemuan diantara keduanya sangat berpotensi menjerumuskan pelakunya ke dalam Zina
Mulai dari Zina mata, hati, pikiran, pandangan, dan lainnya
Lalu bagaimana dengan pacaran yang dijalani dengan  rentetan jarak dan waktu ?
Hanya merasakan rindu ini … rindu itu terhadap pasangannya
Masih salahkah kita dengan pikiran-pikiran ini yang merindukan seseorang yang jauh disana
Bukankah Cinta itu anugerah ?
kenapa kita tidak memanfaatkannya untuk mencintai seseorang yang memang kita cintai ?


Dalam pandangan, ikatan pacaran itu lebih dekat pada konteks “mereka pasti sudah melakukan ini dan itu …”
Dan “lihat saja, sebentar lagi yang perempuan pasti hamil”

Waktu itu saya masih berpikir bahwa …
Terkadang pacarann merupakan hal yang bisa jadi pemberi semangat dalam belajar, mewarnai hari-hari, menjalani kehidupan
Jangan hanya melihat yang pacaran berakibat kehamilan
Pacaran punya andil dalam hal-hal negative
Janganlah kita menghakimi dan berburuk sangka terhadap sesama, karena kita tidaklah sempurna
Let those who without sin cast the first stone
Ada hal Positif dibalik negatifnya kehidupan

Yaa … semua pemikiran itu ternyata terbantahkan
Ketika saya lebih dan lebih lagi mendalami ilmu keagamaan saya
Zina tetaplah Zina
ALLAH Maha Tahu dan lebih tahu akan ciptaannya
Jika hal itu sudah dilarang bahkan tertera jelas dalam kitab-Nya Al Qur’an dan Al Hadist
Ya sudah … kita tak usah mencari pembenaran tentang pacaran itu sendiri

“Dan janganlah kalian mendekati Zina”
(Qs. Al Israa (17) : 32)

Untuk mendekatinya saja kita telah dilarang, apalagi sampai kita melakukannya ?
Bukankah sudah tugas kita sebagai makhluk-Nya
Menjalankan apa-apa yang telah di perintahkan-Nya
Dan menjauhi apa-apa yang telah dilarang-Nya
ALLAH MAHA TAHU APA-APA YANG TIDAK KITA KETAHUI

Jika Cinta adalah bagian dari Anugerah dari ALLAH
Maka kita dituntut untuk tidak menyalah artikannya
Silakan pacaran namun setelah menikah dengan perantara ijab Kabul
Karena itu lebih halal dan berpahala


Subhanallah
Semoga kisah ini dapat bermanfaat dan memberikan gambaran bahwa hidup itu mudah, hanya kita saja yang mempersulitnya



***
Referensi :
Senin, 27 Januari 2012
Alam Bambang Surya
Oleh Arif Gumilar
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar