Minggu, 21 April 2013

Dimana Keadilan ALLAH







~*~  Dimana Keadilan ALLAH  ~*~




ﺑِــــﺴْﻢِ ﭐﻟﻠَّـــﻪِ ﭐﻟـﺮَّﺣْـﻤٰـﻦِ ﭐﻟﺮَّﺣِﻴــــﻢِ



Seorang kawan bertanya dengan nada mengeluh

“Dimana keadilan ALLAH?”
Ujarnya


“Telah lama aku memohon dan meminta pada-Nya satu hal saja
Ku iringi semua itu dg segala ketaatan pada-Nya…
Ku jauhi segala larangannya…
Ku tegakkan yang wajib…
Ku tekuni yang sunnah…
Ku tebarkan shadaqah…
Aku berdiri di waktu malam…
Aku bersujud di kala dhuha…
Aku baca Kalam-Nya…
Aku upayakan sepenuh kemampuan mengikuti jejak Rasul-Nya…
Tetapi hingga kini ALLAH belum mewujudkan harapanku itu, Sama sekali”



Saya menatapnya iba, Lalu tertunduk sedih



“Padahal…”
lanjutnya sambil kini berkaca-kaca



”Ada teman lain yang aku tahu ibadahnya berantakan…
Wajibnya tak utuh…
Sunnahnya tak tersentuh…
Akhlaknya pun kacau…
Otaknya kotor…
Bicaranya pun bocor…
Tetapi begitu dia berkata bahwa dia menginginkan sesuatu,
Maka dihari berikutnya …
Segalanya telah tersaji
Semua yang dia minta didapatkan
Dimana keadilan ALLAH?”



Rasanya saya punya banyak kata-kata untuk manghakiminya


Saya bisa saja mengatakan,
“Kamu sombong…
Kamu bangga pada diri dengan ibadahmu…
Kamu menganggap hina orang lain…
Kamu tertipu oleh kebaikanmu sendiri sebagaimana iblis telah terlena!
Jangan heran kalau doàmu tidak diijabah…
 Kesombonganmu yang telah menghapus segala kebaikan…
Nilai dirimu hanya anai-anai beterbangan
Mungkin kawan yang kau rendahkan jauh lebih tinggi kedudukannya di sisi ALLAH,
Karena dia merahasiakan tiap-tiap amal shalihnya!”



Saya bisa mengucapkan itu semua,
Atau banyak kalimat kebenaran lainnya


Tapi saya sadar …
Ini ujian dalam dekapan ukhuwah

Maka saya memilih sudut pandang lain yang saya harap dapat lebih bermakna baginya, daripada sekedar terinsyafkan
Tapi sekaligus terluka

Saya khawatir,
Luka itu nantinya akan bertahan jauh lebih lama daripada kesadarannya
Maka saya katakan padanya,

“Pernahkan engkau didatangi pengamen?”



“Maksudmu?”
Tanyanya


“ya, pengamen”
lanjut saya seiring senyum


“Pernah?”
Tanya ku lagi


“iya, Pernah”
Wajahnya serius


Matanya menatap saya dengan lekat

“Bayangkan jika pengamennya adalah seorang yang berpenampilan seram, bertato, bertindik, dan wajahnya garang juga mengerikan…
Nyanyiannya pun lebih mirip teriakan yang memekakkan telinga…
Suaranya kacau balau, parau, sumbang, dan cemprang…
Lagunya malah menyakitkan ulu hati…
Sama sekali tak dapat dinikmati…
Apa yang akan kau lakukan?”



“Segera kuberi uang”
jawabnya


“Agar segera berhenti menyanyi dan cepat-cepat pergi”
Lanjutnya



“Lalu bagaimana jika pengamen itu bersuara emas…
Mirip sempurna dengan penyanyi top yang kau suka…
Dia menyanyi dengan sopan dan penampilannya pun rapi lagi wangi…
Apa yang akan kau lakukan?”



“Ku dengarkan, ku nikmati hingga akhir lagu yang dinyanyikannya”
jawabnya


Dia menjawab sambil memejamkan mata,
Mungkin membayangkan kemerduan yang dicanduinya itu



“Lalu ku minta dia menyanyikan lagu yang lainnya lagi,
Tambah lagi dan lagi”
Lanjutnya


Saya pun tertawa
Dan dia juga tertawa



“Kau mengerti 'kan?”
Tanya saya


“Bisa saja ALLAH juga berlaku begitu pada kita, para hamba-Nya
 Jika ada manusia yang fasik, keji, mungkar, banyak dosa, dan dibenci-Nya
Dia berdoa memohon pada-Nya,
Mungkin akan Dia firmankan pada malaikat :
“Cepat berikan apa yang dia minta…
Aku muak mendengar ocehannya…
Aku benci menyimak suaranya…
Aku risi mendengar pintanya!”



“Tapi…”

Saya melanjutkan sambil memastikan dia mencerna setiap kata,

“Bila yang menadahkan tangan adalah hamba yang dicintai-Nya…
Yang giat beribadah…
Yang rajin bersedekah…
Yang menyempurnakan wajib
Dan menegakkan yang sunnah…
Maka mungkin saja ALLAH akan berfirman pada malaikat-Nya :
“Tunggu!
Tunda dulu apa yang menjadi hajatnya…
Sungguh Aku bahagia bila dimint…,
Dan biarlah hamba-Ku ini terus meminta…
Terus berdoa…
Terus menghiba…
Aku menyukai doa-doanya…
Aku menyukai kata-kata dan isak tangisnya…
Aku menyukai khusyuk dan tunduknya…
Aku menyukai puja dan puji yang dilantunkannya…
Aku tak ingin dia menjauh dariKu setelah mendapat apa yang dia pinta…
Aku mencintai-Nya…”



“Oh ya?”
matanya berbinar


“Betul demikiankah yang terjadi padaku?”
Tanyanya


“Hm… Pastinya aku tak tahu”
 jawab saya sambil tersenyum


Dia terkejut,
segera saya sambung sambil menepuk pundak-nya


“Aku hanya ingin kau berbaik sangka”


Dan dia tersenyum


Alhamdulillah…



**z@g**




Ada banyak hal yang tak pernah kita minta,
Tapi ALLAH tiada alpa menyediakan untuk kita seperti nafas sejuk,
Air segar,
Hangat mentari,
Dan kicau burung yang mendamai hati

Jika demikian…
Atas doa-doa yang kita panjatkan…
Bersiaplah untuk diijabah lebih dari apa yang kita mohonkan



Semoga bermanfaat


***
Referensi :
. Diatas Sajadah Cinta
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar