-=* Ungkapan Sederhana Untuk Istri Tercinta *=-
ﺑِــــﺴْﻢِ ﭐﻟﻠَّـــﻪِ ﭐﻟـﺮَّﺣْـﻤٰـﻦِ ﭐﻟﺮَّﺣِﻴــــﻢِ
Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh
Bangunlah sejenak …
Lihatlah istri Anda yang sedang terbaring letih menemani bayi Anda
Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan
Karena seharian ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirahat barang sekejap
Kalau saja tak ada air wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari
Barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lagi
Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari
Di saat Anda sudah bisa merasakan betapa segar udara di pagi
Tubuh letih istri Anda barangkali belum benar-benar menemukan kesegarannya
Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya,
Membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya di pipis tak habis-habis
Baru berganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi
Padahal tangan istri Anda pula yang harus mencucinya
Di saat seperti itu
Apakah yang Anda pikirkan tentang dia?
Masihkah Anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng
Sementara disaat yang sama, Anda menuntut dia untuk menjadi istri yang penuh perhatian, santun dalam bicara, tulus dala memilih kata serta tulus dalam menjalani tugasnya sebagai istri
Termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan kewajiban istri
Tetapi dengan dengan ego dianggap sebaga kewajibannya
Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan yang sempurna?
Yang selalu berlaku halus dan lembut?
Tentu saja saya tidak tengah mengajak Anda membiarkan istri kita membentak anak-anak dengan mata membelalak, Tidak…
Saya hanya ingin mengajak Anda melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih
Sementara kita tak pernah menyapa jiwanya
Maka amat wajar kalau ia tidak sabar
Begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh kesempatan untuk tidur nyenyak sejenak
Maka ketegangan emosinya akan menanjak
Disaat itulah, jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita menjerit karena cubitannya yang bikin sakit
Apa artinya…?
Benar…
Seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja-manja secara kekanak-kanakan
Apalagi sampai cengeng
Tetapi istri shalihah tetaplah manusia yang membutuhkan penerimaan
Ia juga butuh diakui
Meski tak pernah meminta kepada Anda
Sementara gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada, butuh telinga yang mau mendengar
Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya, berupa kesediaan untuk mendengar,
Atau ia tak pernah Anda akui keberadaannya
Maka jangan pernah menyalahkan siapa-siapa
Kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak
oOo
Jangankan istri kita yang suaminya tidak terlalu istimewa
Istri Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh ledakan
Meski yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi
Tak mau mendengar, melainkan semata karena dibakar api kecemburuan
Ketika itu, Nabi hanya diam menghadapi 'Aisyah yang sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang dipecahkan
Alhasil, ada yang harus kita benahi dalam jiwa kita
Ketika kita menginginkan ibu anak-anak kita selalu lembut dalam mengasuh
Maka bukan hanya nasehat yg perlu kita berikan
Ada yang lain
Ada kehangatan yang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin
Apalagi beku, dalam menghadapi anak-anak setiap hari
Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan agar anak-anak itu tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih-sayang
Ada ketulusan yang harus kita usapkan kepada perasaan dan pikirannya
Agar ia masih tetap memiliki energi untuk tersenyum kepada anak-anak kita,
Sepenat apapun ia
Ada lagi yang lain :
“Pengakuan”
Meski ia tidak pernah menuntut
Tetapi mestikah kita menunggu sampai mukanya berkerut-kerut
Karenanya, marilah kita kembali ke bagian awal tulisan ini
Ketika perjalanan waktu telah melewati tengah malam, pandanglah istri Anda yang terbaring letih itu
Lalu pikirkanlah sejenak
Tak adakah yang bisa kita lakukan sekedar Untuk mengucap terima kasih atau menyatakan sayang?
Bisa dengan kata yang berbunga-bunga, bisa tanpa kata
Dan sungguh,
Lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya
Tubuh yang letih itu
Alangkah bersemangatnya jika di saat bangun nanti ada secangkir minuman hangat yang diseduh dengan 2 sendok teh gula dan satu cangkir cinta
Sampaikan kepadanya, ketika matanya telah terbuka
“Ada secangkir minuman hangat untuk istriku tercinta buatan aa,
Perlukah aku hantarkan untuk itu?”
Sulit melakukan ini?
Ada cara lain yang bisa Anda lakukan
Mungkin sekedar sesekali membantunya menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak
Mungkin juga dengan tindakan-tindakan lain
Asal tak salah niat kita
Kalau kita terlibat dengan pekerjaan di dapur, memandikan anak, atau menyuapi si mungil sebelum mengantarkannya ke TK,
Itu bukan karena gender-friendly;
Tetapi semata karena mencari ridha Allah
Sebab selain niat ikhlas karena Allah
Tak ada artinya apa yang kita lakukan
Kita tidak akan mendapati amal-amal kita saat berjumpa dengan Allah di yaumil-kiyamah
Alaakullihal,
Apa yang ingin Anda lakukan, Terserah Anda
Yang jelas, Ada pengakuan untuknya
Baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan yang menunjukkan bahwa dialah yang terkasih
Semoga dengan kerelaan kita untuk menyatakan terima-kasih
Tak ada airmata duka yang menetes dari kedua kelopaknya
Semoga dengan kesediaan kita untuk membuka telinga baginya
Tak ada lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah diatas bantal, karena merasa tak didengar
Dan semoga pula dengan perhatian yang kita berikan kepadanya
Kelak istri kita akan berkata tentang kita sebagaimana Bunda 'Aisyah radhiyallahu anha berucap tentan suaminya,
Rasulullah
“Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku”
Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih…
Sesudah engkau perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya…
Maka biarkanlah ia sejenak untuk meneruskan istirahatnya
Hembusan udara dingin yang mungkin bisa mengusik tidurnya
Tahanlah dengan sehelai selimut untuknya
Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih-sayang dan cinta yang tak lekang oleh perubahan
Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia
Sebab tidak memuliakan wanita
Kecuali laki-laki yang mulia
Sesudahnya, Kembalilah ke munajat dan tafakkurmu
Marilah kita ingat kembali
Ketika Rasulullah berpesan tentang istri kita
“Wahai manusia, sesungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka, Ketahuilah”
Kata Rasulullah melanjutkan,
“kalian mengambil wanita itu sebagai amanah dari Allah,
Dan kalian halalkan kehormatan mereka dg kitab Allah,
Takutlah kepada Allah dalam mengurus istri kalian.
Aku wasiatkan atas kalian untuk selalu berbuat baik”
Kita telah mengambil istri kita sebagai amanah dari Allah
Kelak kita harus melaporkan kepada Allah Taàla bagaimana kita menunaikan amanah dari-Nya
Apakah kita mengabaikannya, sehingga gurat-guratan dengan cepat menggerogoti wajahnya,
Jauh lebih awal dari usia yang sebenarnya?
Ataukah, kita sempat tercatat selalu berbuat baik untuk istri ?
Saya tidak tahu… Sebagaimana saya juga tidak tahu,
Apakah sebagai suami Saya sudah cukup baik
Jangan-jangan tidak ada sedikitpun kebaikan di mata istri
Saya hanya berharap istri saya benar-banar memaafkan kekurangan saya sebagai suami
Indahya, semoga ada kerelaan untuk menerima apa adanya
Hanya inilah ungkapan sederhana yang kutuliskan untuknya
Semoga Anda bisa menerima ungkapan yang lebih agung untuk istri Anda
Insya ALLAH
Semoga bermanfaat
***
Referensi :
Sabtu | 16 Oktober 2010
℡. Women In Heaven
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar