~*~ Karena Kau Tak Cantik, Maafkan Aku Jika Terpaksa pilih Dia ~*~
Malam sudah mendekati pagi,
Ketika hati ini masih menolak untuk disalahkan,
Walau merasa sangat bersalah
Baru beberapa menit sebelumnya mengakhiri perbincangan yang tidak mengenakkan dengan suami
Suami tercinta yang meminta semua ini
Meminta agar saya terbuka, menceritakan apa yang disembunyikan di dalam hati
(Ah seharusnya tanpa dimintapun aku harus terbuka, bukan?), yang pada mulanya telah saya tolak
Karena saya sangat yakin, jika saya mengungkapkan semuanya, bisa mengakibatkan dia terluka
Saya tidak ingin melukainya, karena saya mencintainya
Amat mencintainya …
Selalu …
Selamanya…
Namun karena dia telah berjanji tidak akan mempermasalahkannya
Akhirnya saya menceritakannya
Dan ternyata benar,
Kami sama-sama terluka
Semoga Allah mengampuni kami, dan dia memaafkanku
Diam-diam bathin ini merangkai kata, membentuk kalimat
* Cantik, anggun, menawan, mempesona, cerdas, kaya, berhati jahiliyah, berakhlak buruk
* Jelek / sedang (kan relative), miskin, tidak cukup cerdas, beriman, taat, shaliha, berakhlak baik
* Jelek/sedang (lagi-lagi relative) miskin, tidak cukup cerdas, berhati jahiliyah, tidak mengindahkan aturan Islam, berakhlak buruk
Pilihan hanya tiga diatas
Karena yang, cantik, anggun, menawan, mempesona, shaliha, berakhlak baik, stoknya TIDAK SELALU ADA
Kalaupun ada, sudah keduluan oranglain
Benar tidak ??
Kamu berada di posisi yang mana ?
Tidak sedikit pria beriman yang akhirnya memilih wanita kedua, karena ia memandang keimanan dan ketaatan si akhwat
Bukan rupa wajahnya, karena ia menyadari bahwa nilai kecantikan seorang wanita bukan terletak pada kecantikan rupanya
Melainkan pada akhlaknya
Jika akhlaknya bagus, insya Allah … ialah yang akan mampu diajak untuk menjalani biduk rumah tangga sakinah, mawadah, warohmah,
Seperti yang didambakannya
Wanita yang rupa wajahnya cantik memang akan mudah sekali dikenali pada saat pertama berjumpa
Namun, kecantikan yang terpancar dari aura keimanan wanita yang wajahnya tidak seberuntung wanita cantik,
kadang baru akan bisa dikenali setelah beberapa waktu berdekatan
Dan ini tentu tidak akan merugikan ikhwan yang telah memilihnya untuk mendampingi perjuangannya
Karena sungguh, wanita dengan wajah tidak cantik namun shalihah,
Insya Allah akan lebih unggul dibanding wanita yang cantik namun berhati jahiliyah
Lantas bagaimana dengan wanita yang tidak cantik namub berakhlak buruk? Berhati jahiliyah?
Apalagi jika ketahuannya setelah dinikahi
Betapa malang yang menjadi suaminya!
Dan fakta semacam ini banyak sekali terjadi disekitar kita
Bahkan bisa jadi kita sendiri orangnya,
Naudzubillah…
Semoga tidak
Saya kembali bertanya,
Apa yang ada pada dirimu ?
Mengapa kamu sampai hati berfikir yang bukan-bukan pada suamimu (LDL sering membuat pikiran ini berfikir buruk)?
Jika kamu berusaha mentaatinya dalam rangka taat kepada Allah,
Maka nilai kamu pada posisi yang kedua
Tapi jika kamu melakukan kebalikannya,
Maka kamu berada di posisi ke tiga
Betapa buruk dirimu!
Tanya itu masih bersambung, Ada berapa banyak di dunia ini wanita yang seperti ini?
Cantik tidak …
Kaya tidak …
Karir tiadak …
Ilmu belum ada …
Menjadi shalihapun hanya pura-pura …
Bagaimanalah ini?
Semula orang terpikat karena tampak kasalihahannya,
Tapi ternyata judesnya melebihi wanita-wanita jahiliyah?
Apa yang bisa didapat seorang suami dari wanita semacam ini?
Tekanan?
Betapa kejam
Terakhir, jangan salahkan jika pada akhirnya para ikhwan memutuskan untuk memilih wanita yang cantik
Toh, memilih yang jelekpun tetap tidak menghargai perintah agama!
Bisa jadi wanita cantik yang berakhlak buruk itu masih bisa dituntun ke jalan-Nya, untuk berbenah
Lhaa… kalau wanita yang sudah tahu namun tidak menjalani?
Bisa jadi sulit mengarahkannya
Wallahua’lam…
Kesimpulan;
Intinya, untuk teman-teman muslimah yang saya cintai
Jika kamu merasa miliki wajah tidak cantik
Percantiklah dirimu dengan akhlaqul-karimah,
Agar kelak antum tidak mengecewakan suami antum
Semoga kelak menjadi para bidadari-bidadari surga di firdaus-Nya…
Semakin mendekatlah kepada-Nya
Saya sadar benar,
Akhir-akhir ini saya memang merasa sangat jauh dengan Allah
Saya telah menjauh dari-Nya
Jarang mengaji…
Jarang qiyamul-Lail…
Jarang berpuasa…
Sehingga sangat layak jika Allah sering menegur dengan mendatangkan ujian-Nya
Dari penyakit yang nggak hilang-hilang…
Hingga masalah-masalah kecil yang akhirnya menjadi besar,
Dan membuat saya kehilangan
Saya sadar semua adalah kelalaian saya pribadi
Diposisi manakah dirimu?
Mungkin diriku diposisi yang ketiga
Betapa buruknya dirimu wahai ainul mardhiyah
Disisa-sisa potongan waktu,
Disela-sela desau angin…
Ku coba 'tuk berdiri kembali,
Mencoba bangkit diatas keruntuhan sebuah pena yang terluka
Ya Allah…
Ijinkan aku kembali pada-Mu
Bersujud serendah-rendahnya
Memohon ampunan dari-Mu
Atas tiap tetes dosa-dosa yang telah ku perbuat
Ampunilah aku Yaa Rabb
Aamin…
Semoga bermanfaat
***
Referensi :
℡. Ida Raihan Cheung Sha Wan - Hongkong
℡. muslimdaily.net
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar