~*~ Beginilah Mereka Menghancurkan Kita ~*~
Saif Al Battar – Ahad, 15 Juli 2012 14:36:28
Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat didepan kelas
sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari'at Islam
Di tangan kirinya ada kapur
Di tangan kanannya ada penghapus
Ibu Guru berkata,
“Ibu punya permainan, Caranya begini,
Di tangan kiri ibu ada kapur, di tangan kanan ada penghapus,
Jika ibu angkat kapur ini… maka berserulah "Kapur!"
Jika ibu angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!"
Murid-muridnya pun mengerti dan mengikuti
Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan
kirinya, kian lama kian cepat
Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata,
“Baik sekarang perhatikan
Jika ibu angkat kapur, maka berserulah "Penghapus!",
Jika ibu angkat penghapus, maka katakanlah "Kapur!"
Dan permainan diulang kembali
Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan
sangat sukar untuk mengubahnya
Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk
Selang beberapa saat, permainan berhenti
Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya
“Anak-anak, begitulah umat Islam
Seperti antara kapur dengan penghapus
Awalnya kalian jelas dapat membedakan antara yang haq itu haq, dan yang
bathil itu bathil
Namun kemudian, musuh-musuh umat Islam berupaya melalui berbagai cara,
untuk menukarkan antara yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya
Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut,
tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya
lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu dan kalian mulai dapat mengikutinya
Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan
etika”
“Contohnya kecilnya, tentang berkerudung???
Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik
Bahkan zina tidak lagi jadi persoalan
Sex sebelum nikah malah menjadi suatu hiburan dan trend
Materialistik kini menjadi suatu gaya hidup
Korupsi menjadi kebanggaan dan lain-lain
Semuanya sudah terbalik
Dan tanpa disadari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya
Paham???”
tanya Guru kepada murid-muridnya
“Paham Bu Guru”
“Baik permainan kedua
Bu Guru ada Qur'an
Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet
Quran itu "dijaga" sekelilingnya oleh umat yang dimisalkan
karpet
Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet
Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di
tengah karpen, untuk ditukar dg buku lain, tanpa memijak karpet?”
Murid-muridnya berpikir
Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain
Tetapi tak ada yang berhasil
Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar
Digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an, ditukarnya dg buku
filsafat materialisme
Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet
"Murid-murid, begitulah umat Islam dan musuh-musuhnya
Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan
terang-terangan
Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah
Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka
Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga
kalian tidak sadar
Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang
kuat
Begitulah umat Islam,
Jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat
Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya
dahulu
Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi
dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah
dihancurkan…”
“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian
Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan
meletihkan kalian
Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain,
Sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan
Syari'at Islam sedikit demi sedikit, dan itulah yang mereka inginkan”
“Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?”
tanya mereka
“Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang
misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain
Tetapi sekarang tidak lagi
Begitulah umat Islam
Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur
Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar,
lalu mereka bangkit serentak
Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo'a dahulu
sebelum pulang”
Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar
meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya
***
Ini semua adalah fenomena Ghazwu l Fikri (perang pemikiran)
Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam
Allah berfirman dalam QS. At Taubah yang artinya:
“Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dg mulut-mulut mereka, sedang
Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya sekalipun orang-orang kafir itu
benci akan hal itu”
(QS. At Taubah : 32)
Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius
umat Islam untuk merusak aqidah umat umumnya, khususnya generasi muda Muslim
Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit
melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show,
hingga tak terasa
Begitulah sikap musuh-musuh Islam
Lalu, bagaimana sikap kita…?
***
Referensi :
Oleh : Asep Juju
℡. anna/muslimazone.com
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar