Sabtu, 03 Mei 2014

Suara Kodok



~*~  Kodok  ~*~



Di sebuah tempat di tepian hutan,
seorang santri tengah menyiapkan tempat untuk salat malam
Ia sapu debu dan dedaunan kering yang tercecer di sekitar ruangan salat

Sesaat kemudian, sajadah pun terhampar mengarah kiblat
Hujan yang mulai reda menambah keheningan malam

“Bismillah,”
suara sang santri mengawali salat

Tapi,
“Kung…kung. ..kung!”


Suara nyaring bersahut-sahutan seperti mengoyak kekhusyukan si santri
Ia pun menoleh ke arah jendela

“Ah, suara kodok itu lagi!”
ucapnya membatin


Sudah beberapa kali ia ingin memulai salat malam,
selalu saja suara kodok meng-kungkung bersahut-sahutan
Tentu saja, itu sangat mengganggu

Masak, salat malam yang mestinya begitu khusyuk,
yang tertangkap selalu wajah kodok
Mata yang bulat, leher dan kepala menyatu dan meruncing di mulut,
serta gelembung di bagian leher yang menghasilkan nada begitu tinggi:
kung!


“Astaghfirullah! Gimana bisa khusyuk,”
ucap sang santri sambil membuka jendela kamarnya


Ia menjulurkan kepalanya keluar jendela sambil menatap tajam ke arah genangan air
persis di samping jendela
Tapi, beberapa kodok tetap saja berteriak-teriak
Mereka seperti tak peduli dengan sindiran ‘halus’ si santri


Hingga akhirnya,

“Diaaaam!!!”
Si santri berteriak keras
Lebih keras dari teriakan kodok

Benar saja
Teriakan santri membuat kodok tak lagi bersuara
Mereka diam
Mungkin, kodok-kodok tersadar kalau mereka sedang tidak disukai
Bahkan mungkin, terancam


“Nah, begitu lebih baik,”
ucap si santri sambil menutup jendela


Ia pun kembali mengkhusyukkan hatinya tertuju hanya pada salat
Kuhadapkan wajahku hanya kepada Allah, Pencipta langit dan bumi
Tapi,

“Kung…kung. ..kung!”
Kodok-kodok itu kembali berteriak bersahut-sahutan

Spontan, sang santri kembali menghentikan salatnya


Kali ini, ia tidak segera beranjak ke arah jendela
Ia cuma menatap jendela yang tertutup rapat
Sang santri seperti menekuri sesuatu

Lama ....
ia tidak melakukan apa pun kecuali terpekur dalam diamnya


“Astaghfirullah, ”
suara sang santri kemudian

“Kenapa kuanggap teriakan kodok-kodok itu sebagai gangguan
Boleh jadi, mereka sedang bernyanyi mengiringi malam yang sejuk ini
Atau bahkan, kodok-kodok itu pun sedang bertasbih seperti tasbihku dalam salat malam
Astaghfirullah, ”
ucap sang santri sambil menarik nafas dalam


Dan, ia pun memulai salatnya dengan begitu khusyuk
Khusyuuuk... sekali

Begitu pun dengan kodok-kodok:
“Kung…kung. ..kung!”


***

Kadang, karena ego diri,
sudut pandang jatuh tidak pas pada posisinya
Biarkan yang lain bersuara beda
Karena boleh jadi,
itulah tasbih mereka (mnuh)

setuju??


***
Referensi :
Kamis, 18 Desember 2008
Oleh Muhammad Nuh
http://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/kodok.htm#.U2XVRIGSyEc
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar