Sabtu, 03 Mei 2014

Malaikat Kecil



~*~  Malaikat Kecil  ~*~



Setiap hari Jum’at, selepas menunaikan shalat Jum,at
seorang Imam dan anaknya yang berusia 9 tahun selalu berjalan menyusuri jalan di kota kecil itu
dan menyebarkan artikel “Jendela Surga”
dan beberapa karya Islami yang lain

Pada satu Jum’at yang indah
ketika Imam dan anaknya itu hendak keluar seperti biasa membagi-bagikan Artikel Islam itu,
hari itu menjadi amat dingin dan hujan mulai turun

Anak kecil itu mengenakan jas hujan seraya berkata
“Ayah! Saya sudah siap”


Ayahnya terkejut dan berkata
“Siap untuk apa?”


“Ayah bukankah ini saatnya kita akan keluar untuk membagi-bagikan Artikel Risalah Allah”


“Anakku! Bukankah di luar hujan begitu lebat dan udara sangat dingin”


“Ayah bukankah masih ada manusia yang akan tersesat dan masuk neraka
walaupun ketika hujan turun?”


Ayahnya menambah
“Iya tapi Ayah tidak sanggup keluar dalam cuaca begini”


Dengan merintih anaknya merayu
“Ijinkan saya pergi ayah?”


Ayahnya berasa agak ragu-ragu
namun menyerahkan artikel-artikel itu kepada anaknya

“Pergilah nak dan berhati-hatilah... Allah bersamamu!”


“Terima kasih Ayah”
Dengan wajah bersinar-sinar anak itu pergi meredah hujan
dan tubuh kecil itu hilang dalam kelebatan hujan


Anak kecil itu pun membagikan artikel-artikel tersebut
kepada siapa pun yang dijumpainya
Begitu juga dia akan mengetuk setiap rumah
dan memberikan artikel itu kepada penghuninya

Setelah dua jam, hanya tersisa satu artikel “Jendela Surga” ada pada tangannya
Dia merasa tanggungjawabnya tidak selesai jika masih ada artikel di tangannya

Dia berputar-putar ke sana dan ke mari
mencari siapa yang akan diberi artikel terakhirnya itu namun gagal
Akhirnya dia melihat satu rumah yang agak menjorok kedalam dari jalan itu
dan akhirnya dia melangkahkan kakinya menghampiri rumah itu

Dan begitu sampai di depan rumah itu,
lantas ditekannya bel rumah itu sekali
Ditunggunya sebentar dan ditekan sekali lagi
namun tiada jawaban

Diketuk pula pintu itu namun tidak juga ada jawaban
Seolah ada sesuatu yang memeganginya
sehingga anak itu enggan pergi,
mungkin rumah inilah harapannya agar artikel ini diserahkan

Dia mengambil keputusan menekan bel sekali lagi
Akhirnya pintu rumah itu dibuka
Berdiri di depan pintu adalah seorang perempuan sekitar umur 50 tahunzn

Mukanya suram dan sedih

“Nak, apa yang bisa ibu bantu?”

Wajahnya bersinar-sinar seolah-olah malaikat yang turun dari langit

“Ibu, maaf saya mengganggu,
saya hanya ingin menyampaikan kabar gembira dari ALLAH
karena sesungguhnya Allah amat sayang dan senantiasa memelihara Ibu
Saya datang ini hanya ingin menyerahkan artikel terakhir ini
dan Ibu adalah orang yang paling beruntung”


Dia senyum dan tunduk hormat sebelum melangkah pergi

“Terima kasih nak dan Tuhan akan melindungi kamu”
Dengan nada yang lembut


***


Minggu berikutnya sebelum waktu shalat Jum’at dimulai,
seperti biasa Imam naik ke atas mimbar untuk memberikan informasi
sekitar masalah dan perkembangan yang terjadi di masjid itu

Sebelum selesai dia bertanya
” Ada yang ingin bertanya sesuatu?”

Tiba-tiba ada yang bangun dengan perlahan dan berdiri
Dia adalah perempuan separuh baya

“Saya rasa tidak ada yang mengenal saya
Saya tak pernah hadir ke majlis ini
Untuk anda sekalian ketahui, bahwa saya bukanlah orang islam
Suami saya meninggal beberapa tahun yang lalu
dan meninggalkan saya seorang diri dalam dunia ini”


Air mata mulai bergenang di kelopak matanya

“Pada hari Jum’at lalu saya mengambil keputusan untuk bunuh diri
Jadi saya ambil kursi dan tali
Saya ikat ujung tali di galang atas dan ujung satu lagi saya ikatkan di leher
Ketika saya mau terjun, tiba-tiba bel rumah saya berbunyi
Saya tunggu sebentar, pada anggapan saya
siapa pun yang menekan itu akan pergi jika tidak dijawab
Kemudian ia berbunyi lagi
Kemudian saya mendengar ketukan dan bel ditekan sekali lagi”


“Saya jadi penasaran siapakah yang datang,
sehingga saya longgarkan tali di leher dan terus pergi ke pintu”


“Seumur hidup saya belum pernah saya melihat anak yang comel itu
Senyumannya benar-benar ikhlas dan suaranya seperti malaikat”


“Ibu, maaf saya mengganggu
saya hanya ingin menyampaikan kabar gembira dari ALLAH
karena sesungguhnya Allah amat sayang dan senantiasa memelihara Ibu”

Itulah kata-kata yang paling indah yang saya dengar
Saya melihatnya pergi kembali menyusuri hujan
Saya kemudian menutup pintu dan terus baca artikel itu

Akhirnya kursi dan tali kuletakkan kembali ditempat semula
Aku tak perlukan itu lagi
Lihatlah, sekarang saya sudah menjadi seorang yang bahagia,
Di belakang artikel terdapat alamat ini
dan itulah sebabnya saya di sini hari ini dan saya ingin masuk islam

"Jika tidak disebabkan malaikat kecil yang datang pada hari itu
tentunya saya sudah menjadi penghuni neraka”


Tak satu pun air mata di masjid itu yang masih kering
Ramai pula yang berteriak dan bertakbir “ALLAHUAKBAR!”

Imam lantas turun dari mimbar
dan memeluk anaknya yang berada di kaki mimbar
dan tak terasa airmatanya pun mengalir
Hari Jum’at ini adalah hari paling indah dalam hidupnya

Tiada anugerah yang amat besar dari hari ini
Yaitu anugerah yang sekarang berada di dalam pelukannya
Seorang anak laksana malaikat
Biarkanlah air mata itu menetes
Air mata itu anugerah ALLAH kepada makhlukNya yang penyayang


***
Sumber :
Minggu, 31 Juli 2011
Fadilah Blog - Kumpulan Kisah Islami
http://kembanganggrek2.blogspot.com/2011/07/malaikat-kecil.html
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar