Sabtu, 03 Mei 2014

Mencium Tangan Suami




~*~  Saya Ridha Suamiku  ~*~



"Assalamu'alaikum..."
bisik Muhsin mengakhiri rakaat terakhirnya

Dibelakangnya Hasanah mengucap lafaz yang sama
Shalat jamaah usai

Seperti biasanya, sejak ia dinikahi Muhsin,
Hasanah meraih tangan suaminya, disalami dan diciumnya


"Bang..., boleh ngak saya bertanya,"
desisnya setelah keduanya selesai berzikir


"Tentu saja, masalah apa?"
tanya suaminya

"Salaman...."
ungkap hasanah

"Salaman? Ada apa? .....Bagaimana? ...Mengapa?"
tanya muhsin tak mengerti

"Kaum feminisme menganggap salaman seperti tadi adalah bukti pelecehan terhadap perempuan
Mengapa istri mesti meraih dan mencium tangan suaminya?
Mengapa tidak sebaliknya?
Bukankah itu tanda perempuan lebih rendah dari laki-laki?
Bagaimana tanggapan Abang?"


"Oh, itu toh, Apakah Abang pernah memerintahkan Adik berbuat demikian?"
tanya balik muhsin


"Tidak"
jawab sang istri


"Atau menganjurkan?"
tanya muhsin lagi


"Tidak"
jawab hasanah enteng


"Mengapa Adik melakukannya?"
desak muhsin


"Ng... mengapa ya? .......
Mungkin pertama, saya sering melihat ibu melakukan hal yang demikian kepada bapak
Kedua, naluri saya sebagai istri memerintahkan saya berbuat demikian
Ketiga, saya lihat Abang senang menerimanya
Saya bahagia jika suami merasa gembira dengan sesuatu yang saya perbuat"
ungkap hasanah berterus terang


"Adik merasa direndahkan?"
tanya muhsin


"Tidak"
jawabnya enteng


"Sebenarnya inti dari yang adik tanyakan adalah salaman
Walaupun salaman pada mulanya dilakukan penduduk Yaman,
Rasulullah SAW mentradisikannya di kalangan kaum Muslimin
Bahkan beliau menyatakan, 'Tiada dua orang Muslim bertemu lalu berjabat tangan,
melainkan diampunkan dosa keduanya sebelum berpisah.'
Salaman adalah lambang perdamaian dan kedamaian
Salaman tidak dilakukan oleh dua orang yang bermusuhan dan mendendam"


"Mencium tangan?"
tanya hasanah lagi


"Itu dilakukan para sahabat kepada Nabi SAW"
jawab muhsin


"Jadi, salaman adalah sebuah tradisi kebaikan?"
tanya hasanah makin penasaran


"Ya, Rasulullah SAW mengingatkan kaum Muslimin untuk tidak meremehkan suatu kebaikan
walau sekadar menghadapi teman dengan muka yang manis
Apalagi menghadapi suami dan istri"


"Itukah alasan abang menerima uluran tangan saya?"
tanya hasanah


"Benar. Bukan rasa kebanggaan diri sebagai suami,
saya menyambut uluran tangan itu
Tidak juga karena saya merasa lebih baik dari Adik
Abang sadar bahwa ketaqwaanlah yang menjadikan kemuliaan seseorang
Sedang taqwa dan iman itu bisa naik dan bisa turun
Suatu saat boleh jadi keadaan Abang lebih baik dari Adik
Pada saat yang lain, barangkali Abanglah yang memerlukan dorongan dan nasihat dari Adik
Apa dan bagaimanapun kondisi keimanan kita pada suatu saat,
yang jelas salaman akan membawa kepada kedamaian
Ini kebaikan yang harus dihargai"
ungkap jelas muhsin membeberkannya



"Apakah feminisme merasakan nuansa ini?"


"Wallahu a'lam
Mereka selalu berpikir dari sisi lelaki dan perempuan
Tidak dari sebuah sisi yang utuh sebagai manusia hidup saling melengkapi
Jika seorang lelaki pembantu umum diperusahaan menghidangkan minuman kepada seorang direktris,
maka hal itu adalah sebuah fenomena kerja fungsional
Bukan penghinaan kepada laki-laki
Namun jika seorang istri menghidangkan minuman kepada suaminya yang baru pulang kerja,
maka itu mereka anggap sebagai pelecehan terhadap martabat perempuan
Padahal Allah telah menentukan keluarga sebagai sebuah struktur organisasi masyarakat
dengan sebuah model kepemimpinan yang digariskan berdasarkan pertimbangan seluruh aspek kemanusiaan lelaki dan perempuan"


"Abang adalah pemimpin saya
Sayalah yang perlu meraih dan menciumi tangan Abang
Ini upaya kebaikan yang bisa saya lakukan"
lirih hasanah menerimanya


"Jazakillahi khoiron
Sesungguhnya lurusnya jalan saya sebagai suami serta ketaatan Adik sebagai istri-lah
yang menjadi tulang punggung keberhasilan kepemimpinan keluarga ini
Mengenai salaman tak ada salahnya jika suatu saat
saya yang meraih dan mencium tangan Adik
Namun kenyataannya Adiklah yang selalu mendahului saya"
ungkap muhsin


"Saya Ridho......"
ucap hasanah sembari tersenyum bahagia
bersama suami tercintanya



heheheh,,,, so romantic ;)

***
Referensi :
Rabu, 18 Maret 2009
http://dheryudi.wordpress.com/2009/03/18/cinta-untuk-suami/
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar