Minggu, 14 Juli 2013

Cinta Itu Enak, Tapi



-=¤  Cinta Itu Enak, Tapi …  ¤=-




CINTA,
Cinta itu …
Enak di Ucap,
Enak di Dengar,
Enak di Rasa,
Tapi……


Imam Ibnu Qayyim mengatakan,

“Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri;
Membatasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya


Maka batasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas,
Terkecuali dengan kata cinta itu sendiri

Kebanyakan orang hanya memberikan penjelasan dalam hal sebab-musabab, konsekuensi, tanda-tanda, penguat-penguat dan buah dari cinta serta hukum-hukumnya


Maka batasan dan gambaran cinta yang mereka berikan berputar pada 6 hal di atas, walaupun masing-masing berbeda dalam pendefinisiannya,
Tergantung kepada pengetahuan, kedudukan, keadaan dan penguasaannya terhadap masalah ini
(Madarijus-Salikin 3/11)



>>> Beberapa definisi cinta :

• Kecenderungan seluruh hati yang terus-menerus (kepada yang dicintai)

• Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintainya

• Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan dia daripada diri dan harta sendiri, seia sekata dengannya baik dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-teranganan,
Kemudian merasa bahwa kecintaan tersebut masih kurang

• Mengembaranya hati karena mencari yang dicintai, sementara lisan senantiasa menyebut-nyebut namanya

• Menyibukkan diri untuk mengenang yang dicintainya dan menghinakan diri kepadanya





>>> PEMBAGIAN CINTA

• Cinta ibadah Ialah kecintaan yang menyebabkan timbulnya perasaan hina kepadaNya dan mengagungkanNya serta bersemangatnya hati untuk menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nya

Cinta yang demikian merupakan pokok keimanan dan tauhid yang pelakunya akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang tidak terhingga

Jika ini semua diberikan kepada selain Allah, maka dia terjerumus ke dalam cinta yang bermakna syirik,
Yaitu menyekutukan Allah dalam hal cinta



• Cinta karena Allah seperti mencintai sesuatu yang dicintai Allah, baik berupa tempat tertentu, waktu tertentu, orang tertentu, amal perbuatan, ucapan dan yang semisalnya

Cinta yang demikian termasuk cinta dalam rangka mencintai Allah



• Cinta yang sesuai dengan tabi’at (manusiawi),
Yang termasuk ke dalam cintai jenis ini ialah:

* Kasih-sayang,
Seperti kasih-sayangnya orangtua kepada anaknya dan sayangnya orang kepada fakir-miskin atau orang sakit

* Cinta yang bermakna segan dan hormat, namun tidak termasuk dalam jenis ibadah,
Seperti kecintaan seorang anak kepada orangtuanya, murid kepada pengajarnya atau syaikhnya, dan yang semisalnya



* Kecintaan (kesenangan) manusia kepada kebutuhan sehari-hari yang akan membahayakan dirinya kalau tidak dipenuhi,
Seperti kesenangannya kepada makanan, minuman, nikah, pakaian, persaudaraan serta persahabatan dan yang semisalnya



Cinta-cinta yang demikian termasuk dalam kategori cinta yang manusiawi,
Yang diperbolehkan


Jika kecintaanya tersebut membantunya untuk mencintai dan mentaati Allah, maka kecintaan tersebut termasuk ketaatan kepada Allah, demikian pula sebaliknya





>>> KEUTAMAAN MENCINTAI ALLAH

• Merupakan Pokok dan inti tauhid

Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al Sa’dy,
“Pokok tauhid dan intisarinya ialah ikhlas dan cinta kepada Allah semata
Dan itu merupakan pokok dalam peng-ilah-an dan penyembahan bahkan merupakan hakikat ibadah yang tidak akan sempurna tauhid seseorang, kecuali dengan menyempurnakan kecintaan kepada Rabb-nya dan menyerahkan seluruh unsur-unsur kecintaan kepada-Nya sehingga ia berhukum hanya kepada Allah dengan menjadikan kecintaan kepada hamba mengikuti kecintaan kepada Allah yang dengannya seorang hamba akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenteraman
(Al-Qaulus Sadid, hal 110)

• Merupakan kebutuhan yang sangat besar melebihi makan, minum, nikah dan sebagainya

Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata:
”Didalam hati manusia ada rasa cinta terhadap sesuatu yang ia sembah dan ia ibadahi, ini merupakan tonggak untuk tegak dan kokohnya hati seseorang serta baiknya jiwa mereka

Sebagaimana pula mereka juga memiliki rasa cinta terhadap apa yang ia makan, minum, menikah dan lain-lain yang dengan semua ini kehidupan menjadi baik dan lengkap

Dan kebutuhan manusia kepada penuhanan lebih besar daripada kebutuhan akan makan, karena jika manusia tidak makan maka hanya akan merusak jasmaninya,
Tetapi jika tidak mentuhankan sesuatu maka akan merusak jiwa / ruhnya
(Jami’ Ar-Rasail Ibnu Taymiyah 2/230)

• Sebagai hiburan ketika tertimpa musibah

Berkata Ibn Qayyim,
“SesungguhNya orang yang mencintai sesuatu akan mendapatkan lezatnya cinta manakala yang ia cintai itu bisa membuat lupa dari musibah yang menimpanya
Ia tidak merasa bahwa itu semua adalah musibah, walau kebanyakan orang merasakannya sebagai musibah
Bahkan semakin menguatlah kecintaan itu sehingga ia semakin menikmati dan meresapi musibah yang ditimpakan oleh Dzat yang ia cintai
(Madarijus-Salikin 3/38)

• Menghalangi dari perbuatan maksiat

Berkata Ibnu Qayyim (ketika menjelaskan tentang cinta kepada Allah):
“Bahwa ia merupakan sebab yang paling kuat untuk bisa bersabar sehingga tidak menyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya
Karena sesungguhnya seseorang pasti akan mentaati sesuatu yang dicintainya;
Dan setiap kali bertambah kekuatan cintanya maka itu berkonsekuensi lebih kuat untuk taat kepada-Nya, tidak menyelisihi & bermaksiat kepada-Nya

Menyelisihi perintah Allah dan bermaksiat kepada-Nya hanyalah bersumber dari hati yang lemah rasa cintanya kepada Allah
Da ada perbedaan antara orang yang tidak bermaksiat karena takut kepada tuannya dengan yang tidak bermaksiat karena mencintainya

Sampai pada ucapan beliau,
“Maka seorang yang tulus dalam cintanya, ia akan merasa diawasi oleh yang dicintainya yang selalu menyertai hati dan raganya
Dan diantara tanda cinta yang tulus ialah ia merasa terus-menerus kehadiran kekasihnya yang mengawasi perbuatannya
(Thariqul Hijratain, hal 449-450)

• Cinta kepada Allah akan menghilangkan perasaan was-was

Berkata Ibnu Qayyim,
“Antara cinta dan perasaan was-was terdapat perbedaan dan pertentangan yang besar sebagaimana perbedaan antara ingat dan lalai, maka cinta yang menghujam di hati akan menghilangkan keragu-raguan terhadap yang dicintainya
Dan orang yang tulus cintanya, dia akan terbebas dari perasaan was-was karena hatinya tersibukkan dengan kehadiran Dzat yang dicintainya tersebut
Dan tidaklah muncul perasaan was-was kecuali terhadap orang yang lalai dan berpaling dari dzikir kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala, dan tidaklah mungkin cinta kepada Allah bersatu dengan sikap was-was
(Madarijus-Salikin 3/38)

• Merupakan kesempurnaan nikmat & puncak kesenangan

Berkata Ibn Qayyim,
“Adapun mencintai Allah Subhannahu wa Ta’ala maka keadaannya tidaklah sama dengan keadaan mencin-tai selain-Nya karena tidak ada yang paling dicintai hati selain Pencipta dan Pengaturnya;
Dialah sesembahannya yang diibadahi, Walinya, Rabb-nya, Pengaturnya, Pemberi rizkinya yang mematikan & menghidupkannya
Maka dg mencintai Allah Subhannahu wa Ta’ala akan menenteramka hati, menghidupkan ruh, kebaikan bagi jiwa menguatkan hati dan menyinari akal dan menyenangkan pandangan dan menjadi kayalah batin

Maka tidak ada yang lebih nikmat dan lebih segalanya bagi hati yang bersih, bagi ruh yang baik dan bagi akal yang suci daripada mencintai Allah dan rindu untuk bertemu dengan-Nya

Kalau hati sudah merasakan manisnya cinta kepada Allah maka hal itu tidak akan terkalahkan dengan mencintai dan menyenangi selain-Nya
Dan setiap kali bertambah kecintaannya maka akan bertambah pula penghambaan, ketundukan dan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan membebaskan diri dari penghambaan, ketundukan ketaatan kepada selainNya”
(Ighatsatul-Lahfan, hal 567)



>>> ORANG-ORANG YANG DICINTAI ALLAH

Allah Subhannahu wa Ta’ala mencintai dan dicintai

Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman di dalam surat Al-Ma’idah: 54,
Yang artinya:

”Maka Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai Allah”


Mereka yang dicintai Allah Subhannahu wa Ta’ala :

• Attawabun
Yaitu orang-orang yang bertaubat

• Al-Mutathahhirun yaitu suka bersuci

• Al-Muttaqun yaitu orang-orang yang bertaqwa

• Al-Muhsinun yaitu orang-orang yang suka berbuat baik

• Shabirun yaitu orang-orang yang bersabar

• Al-Mutawakkilun yaitu orang-orang yan bertawakal kepada Allah

• Al-Muqsithun yaitu orang-orang yan berbuat adil

• Orang-orang yang berperang di jalan Allah dalam satu barisan seakan-akan mereka satu bangunan yang kokoh

• Orang yang berkasih-sayang, lembut kepada orang mukmin

• Orang yang menampakkan izzah / kehormatan diri kaum muslimin dihadapan orang-orang kafir

• Orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan Allah

• Orang yang tidak takut dicela manusia karena beramal dg sunnah

• Orang yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dg ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah wajib



>>> SEBAB-SEBAB UNTUK MENDAPATKAN CINTA ALLAH

• Membaca Al-Qur’an dg memikirkan dan memahami maknanya

• Berusaha mendekatkan diri kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah yan wajib

• Selalu mengingat Allah Subhannahu wa Ta’ala, baik dg lisan, hati maupun dengan anggota badan dalam setiap keadaan

• Lebih mengutamakan untuk mencintai Allah Subhannahu wa Ta’ala daripada dirinya ketika hawa nafsunya menguasai dirinya

• Memahami dan mendalami dengan hati tentang nama dan sifat-sifat Allah

• Melihat kebaikan dan nikmatNya baik yang lahir maupun yang batin

• Merasakan kehinaan dan kerendahan hati di hadapan Allah

• Beribadah kepada Allah pada waktu sepertiga malam terakhir (disaat Allah turun ke langit dunia) untuk bermunajat kepadaNya, membaca Al-Qur’an, merenung dengan hati serta mempelajari adab dalam beribadah dihadapan Allah kemudian ditutup dengan istighfar dan taubat

• Duduk dengan orang-orang yang memiliki kecintaan yang tulus kepada Allah dari para ulama dan da’i, mendengarkan dan mengambil nasihat mereka serta tidak berbicara kecuali pembicaraan yang baik

• Menjauhi / menghilangkan hal-hal yang menghalangi hati dari mengingat Allah Subhannahu wa Ta’ala





***
Sumber :
Sabtu | 25 Desember 2010
Oleh :
→ Mutanawwi’ah fi abwab mutafarriqah
→ Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd
→ Abu Muhammad
http://jihadsabili.wordpress.com/2010/12/25/cinta-enak-di-ucapkan-enak-di-dengar-enak-di-rasa-tapi …/
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar