Minggu, 28 Juli 2013

Adakah Ridha ALLAH Dalam Cintamu




~*~  Adakah Ridha ALLAH Dalam Cintamu  ~*~



Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh


PROLOG:

“ Akhi, jangan lupa pagi esok bangun qiamullail ya”


“ Ukhti, kalau boleh berilah nasihat-nasihat atau motivasi pada ana”


“ Ana uhibbuka fillah”

“ana uhibbuki fillah”


“ Salam, akhi tidak masuk kelas ya hari ini?”


“ Mudah-mudahan ukhwah kita dipelihara Allah yaa ukhti” …


bla..bla..bla..


-------------------------------------------------
-------------------------------------------------




Biasa dengar kan ayat-ayat ‘Islamic’ diatas?

Kalau tidak biasa dengar
Coba baca berulang kali sambil pejamkan mata
Dan ingat baik-baik dimana, siapa dan kepada siapa kata-kata ini pernah kau ucapkan ?
Tentunya kepada selain mahram dan sesama jenis !!!



Saudaraku fillah, memang benar...
Orang yang menolak cinta adalah orang yang sedang sakit
Cinta adalah perasaan yang dianugerahkan oleh Allah kepada semua manusia

Jika hewan yang tidak berakal itu pun dikaruniakan perasaan cinta
Maka mana mungkin manusia yang diberi akal, agama, roh dan nafsu ini tidak diberikan nikmat cinta

Masalahnyanya sekarang,,
Bagaimana cinta itu dilaksanakan agar bertepatan dengan kehendak Allah ?
Kita bukan hewan yang bisa membuang najisnya sesuka hati tanpa mengira tempat
Maka, begitulah cinta tidak boleh sesuka hati diletakkan atau digunakan semaunya tanpa aturan yang benar


Sejarah telah menunjukkan betapa agungnya cinta antara Nabi dan para sahabat, antara Ansar dan Muhajirin, antara nabi dan ahli keluarganya dan sebagainya
Semuanya atas keperluan dan ikatan ‘aqidah Islamiyyah


Inilah Orang yang Bercinta…
Seorang lelaki sudah tentu mencari perempuan
Dan perempuan sudah tentu mencari lelaki

Jika selain itu yang dicarinya,
benar orang itu sedang stress dalam dunia yang terbalik
Namun, dalam pencarian ini,
Allah menetapkan kaidah, cara atau system yang sangat baik
Walaupun mungkin itu bertentangan dengan nafsu yang sering memberontak dan membangkang

Apabila perasaan suka kepada ‘si dia’ itu hadir
Maka kita akan melihat seorang yang biasa saja menjadi gagah
Yang penakut menjadi pemberani
Yang bakhil akan menjadi pemurah
Yang bodoh nampak semakin pintar
Yang gagap berbicara menjadi lincah dan fasih menyusun kata
Yang buruk menulis menjadi hebat menulis..

Itulah situasi orang yang sedang dilanda badai ‘ saling mencintai’…
Akhirnya, munculah dorongan perasaan untuk tampil super dihadapan sahabat dan teman..
Terlebih kepada orang yang kita cintai tersebut


Saat sudah mabuk kepayang itu
Maka yang buruk nampak baik..
Yang busuk tercium wangi..
Yang nista terdengar mulia..

Jika ada yang berani menyebut ‘ si dia’ itu begitu dan begini
Maka kita sanggup menjadi pembual hebat mempertahankan ‘orang yg kita cintai itu’

“Kamu mana tahu, aku sudah lama kenal dia !"
Begitu katanya

Duh sombongnya engkau berlagak sahabat
Jika mata dan telinga sudah tertutup oleh cinta kepada si dia
Kemudian yang terjadi adalah seperti ini…

Setiap hari jika pergi kuliah
Tidak bertemu atau berbincang di tengah jalan
Rasanya sakit deh semua badan

Jiwa tak tenteram, kepala penat, rasa tak enak duduk…
Yang pasti HARUS ketemu si dia hari ini
Meskipun di tengah-tengah jalan sekalipun..

Dapat melihat wajahnya saja tak apalah.. 
Lalu munculah ungkapan
"inilah cinta abadi antara kita berdua”

Ya iyalah....
tuh…Cinta abadi kayak begitu..?
Itu cinta ala setan kalau engkau mau tahu

Padahal semua itu hanya kerana kecantikan yang fana’
Kekayaan sementara atau perangai sandiwara..

Biasanya jika tidak bertemu
Rasanya ada sesuatu yang hilang
Dan harus segera dicari

Ada kekhawatiran yang berlebihan
Dan keinginan yang kuat untuk berjumpa
Atau paling tidak tahu kondisinya


”sehatkah hari ini?”
...hemmm
Kalau tidak berkomunikasi mungkin akan putus silaturrahim
Putus ukhuwah..
Itu lah kata-kata yang biasa dijadikan alasan..

Kita sering mengatakan cinta kerana Allah
Buktinya saling nasehat menasihati dalam kesolihan
Tetapi tanpa ikatan apapun
Kita memberi perhatian khusus pada sebuah nama

Tidakkah kita berpikir bahwa yang harus dicintai kerana Allah banyak jumlahnya?
Tidak hanya dia seorang !!


Pengkhususan kepada satu nama adalah pemfokusan jaring pesona setan yang berbahaya
Saling memberi nasihat dan tazkirah satu sama lain
Saling memberi hadiah buku penyucian hati, kaset nasyid dan murattal..
Tetapi ternyata merusak hati..
Bukan itu yang kita inginkan..

Ketika mula hati terbesit ingin bercinta
Maka pandangan pertama seringkali hanya nampak kesolihan, kemuliaan akhlak dan kesamaan visi dalam dakwah

Biasa dengar ucapan ini kan…??
Biasanya bila sudah terjalin komunikasi yang lancar
Maka timbulah perasaan keinginan untuk saling memberi perhatian
Sekedar memahami atau bahkan berusaha memberikan protect agar si dia senantiasa dalam kesolihan..

ehemmmmm..
Kadang-kadang sampai ada yang berpesan:
“ukhti, tolong tengokkan dia ya, dijaga, diperhatikan dan dinasihati agar tetap istiqomah dijalan dakwah.."


Jujurlah saudaraku !
Ini cinta atau nafsu..???
Bentuk hubungan yang lepas dari nilai-nilai syar’i
Tidak pernah ada cinta

Yang ada hanya nafsu dan zina dengan segala topeng yang mungkin sulit dikenali
Kecuali orang yang berhati jernih
Yang siap menerima kebenaran..

Ketika sholat kita karena dia dan bukan karena DIA
Ketika tahajud kita karena takut besok ditanya oleh dia
Ternyata puasa sunnah kita pun karena dia juga

Kita jadi pemberani dan jagoan pun kerana dia dekat dengan kita
Kita jadi rajin belajar kerana dia
Astaghfirullah...

Kalau semua kerana dia dan untuk si dia
Lalu yang kita simpan untuk bekal akhirat apa?




*** CINTA YANG BERSIH

Islam memposisikan segala sesuatu dalam posisinya yang pas dan menenteramkan
Kita tidak menemukan perintah bahkan terlarang untuk membunuh cinta dan hawa nafsu dengan cara membenarkan cara diri sendiri

Cinta kita tidak keluar dari kerangka cinta suci Ilahiah bahkan menjadi pembangun kebersamaan dalam kesholihan

Sebuah solusi bagi cinta dan syahwat adalah pernikahan
Yaitu sebuah ikatan yang menghalalkan apa yang sebelumnya haram
Sebuah ikatan yang menjadikan apa yang sebelumnya dosa sebagai pahala

Jika kemampuan memang belum ada
Maka keinginan dan niat suci tetap harus ada
Jika tidak, maka kita mungkin termasuk dalam salah satu golongan yang disebut oleh Imam Ahmad bin Hanbal berikut:

"Jika ada pemuda yang tidak berkeinginan menikah, maka hanya ada dua kemungkinan: banyak bermaksiat atau diragui kejantanannya !"


nah lho..???
Kata Dr.Ali Akbar “apabila seorang pemuda mengucapkan
‘aku mencintaimu…’,
tapi kalimat yang sebenarnya berbunyi
‘aku ingin berzina denganmu..”

Buktinya..zina tangan..kaki..mata..hati..tersembunyi dan menyendiri
Tiada siapa pun pernah mencoba untuk mengerti, betapa beratnya zina hati…

Jangan kalian mendekati zina
Apa maksudnya?
Jangan melakukan zina saja atau semua jalan yang menuju kearah zina.,

Inikah cinta kita..???
Merusak niat
Memalingkan konsentrasi ibadah
Atau sampai tidak ada bedanya dengan para remaja lelaki dan wanita sekarang
Maka ada sesuatu yang harus diluruskan

Kita menjadi pengecut
Masih takut untuk menanggung beban hidup berumah tangga
Dan sebaliknya, kita begitu licik
Bersegera untuk menikmati sisi-sisi indah dalam hubungan dua insan tanpa ikatan halal

Benar-benar pengecut!
Kita mengaku takut kepada ancaman neraka Allah
Tapi berpacaran dengan pegangan tangan
Pelukan dan ciuman atau bahkan lebih dari itu..
Semua berani engkau lakukan
Kalau sudah begitu, untuk apa engkau mengaku takut kepada api neraka..?


Tahukah engkau saudaraku,
Dengan begitu engkau sudah menipu Allah

Allah saja berani engkau tipu
Apalagi kepada manusia biasa

Astaghfirullah..
Betapa dzalimnya dirimu !


Maaf kawan, jika kata-kata saya ini tidak berkenan dihati kalian semua
Tapi demi sebuah kebenaran
Maka hal itupun tetap saya katakan

Kita mencicipi manisnya tebu cinta yang belum sah untuk dirasai dan tak bisa menanamnya kembali untuk masa depan yang terbentang di depan kita


Kata Ust. Anis Matta:
“ selama pacaran, mereka berfikir sedang berusaha untuk saling memahami..padahal hakikatnya bukan itu yang terjadi…
kenyataannya mereka berusaha untuk tampil lebih baik dari yang sebenarnya
Sehingga setiap kali berbicara, sebenarnya mereka sedang menyebunyikan diri masing-masing
Mereka sedang membuat iklan untuk menggoda pembeli
Karena takut bila pelanggan tidak puas
Akhirnya ia akan ditinggalkan..”


Sayang sekali, yang dibangun bukan perbaikan diri
Tetapi ‘proses penopengan’ diri alias kita bukan menjadi diri sendiri
Kita nampak berbeda waktu dekat dengannya
Namun berbeda pula saat berada sendiri di rumah
Inilah yang bahaya untuk perkembangan keperibadian kita


Sering kita mengadu masalah dengan si dia
Baik kecil atau besar
Tapi mengapa ya, sampai sesetia itu bantuannya walaupun masih tidak ada ikatan?

Bersiaplah engkau untuk menjadi orang yang tidak mampu menyelesaikan masalah
Jika semua perkara engkau gantungkan padanya
Pada si dia yang juga lemah seperti dirimu

Sungguh, rasa ketergantungan itu berbahaya sahabatku!
“Terimalah aku apa adanya…”
itu alasan paling klise saat merasakan indahnya masa pacaran
Sebuah kalimat sakti yang menjadi jurus andalan saat menaklukkan hati si dia


Akhirnya engkaupun melaju berpacaran dengan konsep ‘saling memahami’
Kerana keterbukaan, mengharuskan kita untuk saling menumpahkan keluh kesah, mencurahkan isi hati, dan memberi perhatian

Untuk apa curhat masalah padanya, kalau bukan untuk mencari perhatiannya..??
Yang benar adalah curhatkan masalahmu kepada Allah
Paling tidak curhatkan kepada sahabatmu sesama akhwat
Bukan kepada orang lain selain mahrammu


Ustad Fauzil ‘Adhim berkata:
“ Cara untuk belajar menjadi isteri yang baik hanyalah dari suami
Cara untuk menjadi suami yang baik hanyalah melalui isteri
Tidak bisa melalui PACARAN !
Pacaran hanya mengajarkan bagaimana menjadi pacaran terbaik
Bukan suami atau isteri terbaik..”


CAMKANLAH ITU SAUDARA DAN SAUDARIKU..!!


Pacaran sudah merasakan bumbu (penyedap) yang seharusnya mereka gunakan untuk menyedapkan kehidupan rumah tangga
Saling mencurahkan, berbagi, meredakan kegelisahan, memberi perhatian… semua sudah.. pandangan kasih nan sayu, sentuhan fisik, sandaran atau pelukan, berpegangan, sentuhan mesra… semua sudah diperbuat


Jika hal itu semua sudah dilakukan selama berpacaran
Lalu apa lagi nikmat yang ada yang perlu disyukuri setelah pernikahan?
TIDAK ADA!!
Yang ada adalah dia sudah menjadi barang bekas, meskipun itu bekasmu sendiri

Kalau engkau menikah dan pernah pacaran,
Engkau akan membandingkan pacaran dengan pernikahan
Dan pasti pacaran itu lebih indah kerana pacaran memang mencari yang indah-indah saja

Apa ada lagi yang lain..?
Ketika pacaran, engkau hanya melihat kebaikan yang ada pada si dia saja
Maka bila sudah menikah, engkau akan membuat perbandingan antara isterimu dengan waktu pacaran dulu
Sebab engkau hanya melihat sifat baiknya saja ketika pacaran


Cinta tidak lagi menjadi energi yang mendorong produktivitas amal dunia-akhirat
Tapi menjadi beban yang memberati jiwa untuk bebas berbakti dan beramal

Mudahnya kita bisa mengatakan bahwa kita mencintai dia karena Allah semata
Betapa ringan kita menulis...
“uhibbuki fillah ya ukhti",
Atau "ukhti..aku mencintaimu karena Allah.."
bla..bla..bla dan lain lain
Lengkap dengan tetek bengeknya

ehemmmm...
Bandingkan jika engkau mengucapkan cintamu sekarang (belum masanya)
Tetapi ternyata Allah tidak menghendaki dirimu berjodoh dengannya
Bukankah hanya sakit hati yang akan kau rasa?

Engkau meyakini sepenuh hati bahwa Allah pasti menjodohkan dia dengan engkau
Lalu bukannya meminta yang terbaik dalam istikharahmu
Tetapi benar-benar ‘menyuruh’ atau 'mendikte' Allah

Pokoknya, mesti dia Ya Allah..
Pokoknya harus dia..!
Kalau bukan dia gak mau !

Maka engkau meminta dengan ‘paksa’
Lalu Allah Yang Maha Baik pun akhirnya memberi juga padamu yang kau minta itu

Maka yakinkah kamu Allah memberikan dengan kelembutan atau melemparnya dengan kemarahan karena niatmu yang sudah terkotori..?
Maka bersiaplah untuk menggigit jari dan menghadapi murka-Nya kelak


Cinta yang sehat mengajarkan kecerdasan, kematangan emosi, ketenangan hati dan kedewasaan berfikir
Ia mengajarkan kesabaran menahan syahwat,
atau membingkainya dalam ikatan suci yang diridhoi Allah..
insyaAllah

Bukan cinta yang hanya mencari kesenangan dunia semata
Yang hanya mengenal peluk cium dan gandeng mesra

Cinta yang tidak sehat hanya akan melahirkan insan yang tidak lagi khusyuk
Karena hati selalu teringat kekasih
Mata yang mencuri pandang atau pun saling menatap

Sekecil apapun pelanggaran itu
Ia tetap menjadi identitas dosa

MUHASABAH..!
Baiklah, selesai sudah entah berapa banyak nikmatnya berpacaran sebelum pernikahan itu engkau lalui dan nikmati
Jadi, apa yang tersisa sekarang?

Di mana nikmat yang Allah janjikan akan lebih baik dan penuh kebahagian tersebut pada saat hubungan haram berubah menjadi halal dengan nama ‘ pernikahan’ itu
Jika semuanya telah dilakukan seenak-enaknya sebelum berlaku ikatan halal tersebut..???

Engkau telah bermesra-mesraan sekian lama sebelum itu,
jadi di mana lagi kemesraan selepas perkawinan?

Engkau telah merasakan nikmatnya saling peluk-pelukan sebelum itu ,
jadi di mana lagi nikmatnya selepas pernikahan?

Engkau telah merasakan suasana saling berdua-duaan tentang cerita bahagia dan derita,
maka apa lagi yang akan engkau sampaikan pada suami atau istrimu di kamar pengantin selepas perkawinan?


SUDAH HABISLAH SEMUA
Yaa..Habis sudah karena semua sudah dirasakan sewaktu berpacaran dulu

Mana nikmatnya semua itu setelah engkau habiskan sehabis mungkin sebelum pertalian halal dengan jalan yang penuh dengan liku-liku dosa..???


Pikirkanlah itu saudara dan saudariku..pikirkanlah..!!

Barakallhufikum..
Semoga menjadi renungan dan motivasi yang bermanfaat
Wassalam..





------------------------------------
- Bidadari Angin Timur -
_*semoga kita bisa menjadi lebih baik*_
Diketik ulang dari Rya Humaira Ar-Rumaki


***
Referensi :
Kamis, 23 September 2010
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar