Minggu, 14 Juli 2013

Aku Cinta Kamu, Tapi Jangan Jadi Jodohku




~*~  Aku Cinta Kamu, Tapi Jangan Jadi Jodohku  ~*~





Di suatu kajian dengan tema jelajah hati…


Sebuah kajian yang panjang,
bermakna dan “mengena”


Sebuah kajian bagaimana menjaga hati, menjaga cinta dalam dada ini hanya untuk-Nya …


Masih teringat jelas dalam benakku,
Ketika ustad tersebut berkata

 jika ada yang hatinya mulai tergoda oleh hal selain-Nya, maka jujurlah pada hati, namun lakukan apa yang berkebalikan dengan hawa nafsu…

Misalnya, suatu saat kita melihat baju yang sangat bagus dan sangat ingin untuk membeli …

Jujurlah pada hati bahwa kita sangat menyukai baju itu,
jika perlu beli …
Namun berikan baju yang sangat kita senangi itu untuk oranglain …



Untuk masalah cinta,
Ketika hati tergoda 'tuk mencintai selain-Nya
Apalagi lawan jenis,
Jujurlah pada hati, dan berdoalah
 Yaa Allah... 
 Aku mencintainya namun jangan jadikan ia sebagai jodohku… 



Kira-kira begitu intinya,
Meski ga saklek seperti itu …


Sontak mendengar kalimat terakhir para hadirin yang datang pun tertawa…

Namun aku,
justru bertanya-tanya



Ketika cinta itu datang, meskipun bukan untuk memiliki …
Mengapa justru kita seperti itu?

Bukankah sangat baik jika doa itu menjadi “jagalah hati ini dari cinta terhadapnya sampai rasa cinta ini halal bagi kami … ”


Begitu batinku dulu… dulu…


Namun aku mengerti sekarang …

Sangat mengerti,
Mengapa doa itu yang disarankan oleh sang ustad
(meskipun mungkin doa ini ga saklek juga)…


Aku sangat mengerti sekarang…

Mengapa?

Karena di suatu kajian lain,
Aku mengambil suatu hikmah …

Yakni suatu keluarga yang ingin menjadi sebuah keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah, itu bukan hal yang mudah…


Keluarga yang ingin dibangun seperti itu memang harus didasarkan pada suatu kesucian…

Kesucian masing-masing pasangan,
baik secara hati dan fisik,
Dan yang paling penting kesucian PROSES itu sendiri…


Keluarga yang sebersih itu juga harus diawali dengan proses yang bersih

Sebagaimana hal yang baik harus diawali dengan hal yang baik pula…


Bagaimana keluarga itu akan menjadi keluarga yang suci,
Jika dalam proses saja tidak bersih?


Dalam proses harusnya tak ada pelanggaran-pelanggaran syar’i …

Sebagaimana tak ada berpacaran sebelum menikah …

Sebagaimana tak ada bergoncengan dan bersentuhan selama itu belum halal …

Sebagaimana tak ada perkenalan lebih mendalam selama proses taàruf belum dimulai secara resmi..

Sebagaimana itu pula kesucian hati itu harusnya terjaga sebelum itu semua juga akan menjadi halal …


Tak ada cinta selain pada-Nya

Dan tak ada cinta 'tuk lawan jenis

Kecuali cinta itu halal …
Ya, ‘baik’ dalam proses untuk mencapai ‘kebaikan’ pada akhirnya…

Tuk mencapai rumah tangga yang diberkahi, yang di dalamnya harapannya akan lahir para mujahid dan mujahiddah 'tuk menjalankan estafet dakwah ini

Terlalu suci 'tuk dinodai dengan proses yang tidak baik…

'Tuk membangun rumah tangga yang s'lalu dalam naungan cinta-Nya yang harapannya akan lahir para hafidz dan hafidzah 'tuk mewarnai ummat ini

Terlalu suci 'tuk dinodai dengan proses yang kotor …

Baik dalam proses …

Sebenarnya, mungkin hanya itu yang ingin disampaikan sang ustadz dalam doa itu…


Doa yang berharap ketika ada getaran yang tak seharusnya ada 'tuk seseorang,
Maka tidak sepantasnya berharap seseorang tersebut 'tuk menjadi jodoh kita kelak…


Semua ini hanya demi BAIK dalam PROSES,
Agar PROSES ini mengantarkan pada KEBERKAHAN yang sesungguhnya…


Sebuah keluarga yang di dalamnya akan lahir para mujahid-mujahiddah dan hafidz-hafidzah 'tuk mewarnai dunia ini …

Mewarnai dengan warna-warni pelangi cinta di dunia dan akhirat…


Wallahu’alam...








***
SUMBER ;
Senin, 25 Oktober 2010
Oleh : Humayroh
http://ainulmardhiyah.abatasa.co.id/post/detail/13724/aku-mencintainya-namun-jangan-jadikan-dia-jodohku
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar