Minggu, 02 Juni 2013

Mengenal Dua Watak Utama Perempuan






~*~ Mengenal Dua Watak Utama Perempuan ~*~



dakwatuna.com – Islam adalah agama yang syumul (menyeluruh), memuat semua sisi kehidupan masyarakat
Islam membahas segala bentuk ciptaan-Nya melalui kitab Al-Quran yang diturunkan melalui Rasulullah SAW
Salah satu pembahasan dalam Al-Quran tentang makhluk ciptaan-Nya adalah muslimah atau lebih dikenal dengan kata perempuan


Berbicara tentang perempuan, maka akan banyak hal yang akan didapati dan untuk mengupas semua itu tidak akan cukup, jika hanya menggunakan waktu sejam, sehari, seminggu, atau bahkan sebulan

Dalam Al-Quran dijelaskan tentang segala hal yang mesti menjadi tuntutan bagi perempuan
Termasuk di dalamnya bagaimana berinteraksi, bagaimana semestinya dalam bersikap, berpakaian, dan bahkan bagaimana semestinya perlakuan terhadap perempuan


Suatu hal yang menarik untuk dikupas dalam perbincangan,
Mengapa perempuan menjadi suatu momok yang tidak akan pernah habis untuk dibahas ?
Salah satunya adalah karena keindahan perempuan
Namun, untuk memasuki pembahasan tersebut lagi-lagi membutuhkan waktu yang cukup panjang
Oleh karena itu, penulis membatasi pembahasan pada tulisan ini,
yakni Mengenal Dua Watak Utama Perempuan Menuju Introspeksi


Dalam kehidupan sehari-hari bukan suatu yang tak asing lagi tatkala kita melirik aktivitas perempuan,
Penuh dengan gaya, tren, dan modis
Intinya tidak jauh dari bau-bau dandan alias gaya

Ternyata, Terkait dengan watak perempuan, ternyata telah dijelaskan dalam Al-Quran bahwa ada dua sifat utama dari perempuan

Dalam Al-Quran surah Az-Zukhruf ayat (18):

ﺃَﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻨَﺸَّﺄُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺤِﻠْﻴَﺔِ ﻭَﻫُﻮَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺨِﺼَﺎﻡِ ﻏَﻴْﺮُ ﻣُﺒِﻴﻦٍ

[43.18]
(Liken they then to Allah) that which is bred up in outward show, and in dispute cannot make itself plain?

Artinya:
“Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan sebagai perhiasan sedang ia tidak mampu memberi alasan yang tegas dan jelas dalam pertengkaran”
(Qs. Az-Zukhruf : 18)


Ayat di atas menjelaskan tentang dua watak utama kaum perempuan
Pertama pada dasarnya perempuan “suka berdandan”
Hal itu jelas diungkapkan dalam terjemahan di atas sebagai perhiasan

Kedua, perempuan itu suka membantah, sebagaimana terdapat pada kalimat terakhir dan jelas dalam pertengkaran
Jadi pada dasarnya perempuan memiliki fitrah sebagaimana terdapat dalam ayat di atas

Penulis tidak iseng-iseng menafsirkan ayat di atas
Seorang ustadz pernah menjelaskan kepada penulis bahwa pada dasarnya sifat perempuan terdapat dalam Al-Qur’an

Salah satu surah dalam Al-Qur’an yah, Az-Zukhruf: 18
Wajar bila Anda melihat perbedaan mencolok antara laki-laki dengan perempuan bila berjalan beriringan


Pada umumnya laki-laki akan berpenampilan sederhana dan tidak neko-neko, sebaliknya perempuan jauh lebih mementingkan penampilan dibandingkan apapun
Telah jelas bahwa ada sifat yang melekat pada diri perempuan yang secara alamiah tak dapat di-nafik-kan

Kedua watak tersebut bukan sesuatu yang mesti dibiarkan
Sebaliknya, kedua watak tersebut mesti diminimalisir, bahkan kalau perlu di-delete dalam karakter, kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu
Karena ternyata inti dari seruan itu adalah “Allah menyeru untuk tidak menampakkannya”

Realitas telah membenarkan ketetapan Allah yang sudah ada jauh sebelum kita prediksi bahwa akan ada prediksi seperti ini nantinya
Tidak ada yang dapat memungkiri bahwa perempuan memang suka berdandan
Dan yang paling banyak membantah bila ditegur juga adalah perempuan

Bila hal ini masih menjadi tanda tanya dalam benak, maka boleh kita mengadakan penelitian atau observasi tentang laku dari perempuan ini
Berapa kali dalam sehari ia bercermin ?
Berapa kali dalam sehari ia memoles bedak pada wajahnya ?
Berapa kali ia membetulkan posisi bajunya ?
Bukan hal yang mustahil hasilnya akan sama dengan yang tertulis dalam Al-Quran, bahwa “berhias dan membantah” adalah fitrah perempuan
Namun demikian, bukan berarti hal ini membuka ruang bagi laki-laki untuk menjadikan dua hal tersebut adalah kelemahan mutlak yang melekat pada perempuan, sebab jika perempuan mampu mengendalikan kedua sifat itu menjadi sesuatu yang tidak berlebihan, maka reward pantas diberikan pada perempuan
Tentunya perintah Allah pun dilaksanakan bukan?


Penulis hanya ingin menekankan bahwa kedua watak itu, bisa saja menjadi boomerang, kalau tak ada pemahaman awal tentang Islam
Dan sebaliknya, bisa saja menjadi senjata kita untuk kondisi tertentu
Yang mesti dilakukan adalah menjadikan kedua watak itu sebagai media introspeksi diri


Semoga bermanfaat Saudar Saudariku


***
Referensi :
Artikel Lepas :
23/7/2012 | 05 Ramadhan 1433 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar