Kamis, 17 April 2014
Tobatnya Wanita Penggoda Berparas Cantik
~*~ Tobatnya Wanita Penggoda Berparas Cantik ~*~
Apa jadinya bila seorang pemuda sholeh digoda oleh wanita cantik?
Kepada para pelaku pornografi dan pornoaksi,
bisa mengambil hikmah dari kisah ini
Kecantikan dan keindahan tubuh adalah ujian.
Kisah ini pun bisa menjadi inspirasi bagi da’i dalam berdakwa
Bahwa berda’wah itu harus lemah lembut,
bukan dengan kekerasan ataupun caci maki kepada pelakunya
Karena hati, hanya bisa disentuh oleh hati
Selamat membaca..
Rabi’ bin Khaitsam adalah seorang pemuda yang terkenal ahli ibadah
dan tidak mau mendekati tempat maksiat sedikit pun
Jika berjalan pandangannya teduh tertunduk
Meskipun masih muda, kesungguhan Rabi’ dalam beribadah telah diakui oleh banyak ulama
dan ditulis dalam banyak kitab
Imam Abdurrahman bin Ajlan meriwayatkan
bahwa Rabi’ bin Khaitsam pernah shalat tahajjud dengan membaca surat Al Jatsiyah
Ketika sampai pada ayat keduapuluh satu, ia menangis
Ayat itu artinya,
“Apakah orang-orang yang membuat kejahatan (dosa) itu menyangka
bahwa Kami akan menjadikan mereka sama dengan orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka
Amat buruklah apa yang mereka sangka itu!”
Seluruh jiwa Rabi’ larut dalam penghayatan ayat itu
Kehidupan dan kematian orang berbuat maksiat dengan orang yang mengerjakan amal shaleh itu tidak sama!
Rabi’ terus menangis sesenggukan dalam shalatnya
Ia mengulang-ngulang ayat itu sampai terbit fajar
Kesalehan Rabi’ sering dijadikan teladan
Ibu-ibu dan orang tua sering menjadikan Rabi’ sebagai profil pemuda alim yang harus dicontoh oleh anak-anak mereka
Memang selain ahli ibadah, Rabi’ juga ramah
Wajahnya tenang dan murah senyum kepada sesama
Namun tidak semua orang suka dengan Rabi’
Ada sekelompok orang ahli maksiat yang tidak suka dengan kezuhudan Rabi’
Sekelompok orang itu ingin menghancurkan Rabi’
Mereka ingin mempermalukan Rabi’ dalam lembah kenistaan
Mereka tidak menempuh jalur kekerasan,
tapi dengan cara yang halus dan licik
Ada lagi sekelompok orang yang ingin menguji sampai sejauh mana ketangguhan iman Rabi’
Dua kelompok orang itu bersekutu
Mereka menyewa seorang wanita yang sangat cantik rupanya
Warna kulit dan bentuk tubuhnya mempesona
Mereka memerintahkan wanita itu untuk menggoda Rabi’ agar bisa jatuh dalam lembah kenistaan
Jika wanita cantik itu bisa menaklukkan Rabi’,
maka ia akan mendapatkan upah yang sangat tinggi, sampai seribu dirham
Wanita itu begitu bersemangat dan yakin akan bisa membuat Rabi’ takluk pada pesona kecantikannya
Tatkala malam datang, rencana jahat itu benar-benar dilaksanakan
Wanita itu berdandan sesempurna mungkin
Bulu-bulu matanya dibuat sedemikian lentiknya
Bibirnya merah basah
Ia memilih pakaian sutera yang terindah dan memakai wewangian yang merangsang
Setelah dirasa siap, ia mendatangi rumah Rabi’ bin Khaitsam
Ia duduk di depan pintu rumah menunggu Rabi’ bin Khaitsam datang dari masjid
Suasana begitu sepi dan lenggang
Tak lama kemudian Rabi’ datang
Wanita itu sudah siap dengan tipu dayanya
Mula-mula ia menutupi wajahnya dan keindahan pakaiannya dengan kain hitam
Ia menyapa Rabi’,
“Assalaamu’alaikum, apakah Anda punya setetes air penawar dahaga?”
“Wa’alaikumussalam. Insya Allah ada..
Tunggu sebentar”
Jawab Rabi’ tenang sambil membuka pintu rumahnya
Ia lalu bergegas ke belakang mengambil air
Sejurus kemudian ia telah kembali dengan membawa secangkir air dan memberikannya pada wanita bercadar hitam
“Bolehkah aku masuk dan duduk sebentar untuk minum
Aku tak terbiasa minum dengan berdiri”
Kata wanita itu sambil memegang cangkir
Rabi’ agak ragu,
namun mempersilahkan juga setelah membuka jendela dan pintu lebar-lebar
Wanita itu lalu duduk dan minum
Usai minum wanita itu berdiri
Ia beranjak ke pintu dan menutup pintu
Sambil menyandarkan tubuhnya ke daun pintu ia membuka cadar dan kain hitam yang menutupi tubuhnya
Ia lalu merayu Rabi’ dengan kecantikannya
Rabi’ bin Khaitsam terkejut, namun itu tak berlangsung lama
Dengan tenang dan suara berwibawa ia berkata kepada wanita itu,
“Wahai saudari, Allah berfirman,
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya”
Allah yang Maha pemurah telah menciptakan dirimu dalam bentuk yang terbaik
Apakah setelah itu kau ingin Dia melemparkanmu ke tempat yang paling rendah dan hina,
yaitu neraka?!
“Saudariku, seandainya saat ini Allah menurunkan penyakit kusta padamu
Kulit dan tubuhmu penuh borok busuk
Kecantikanmu hilang
Orang-orang jijik melihatmu
Apakah kau juga masih berani bertingkah seperti ini ?!
“Saudariku, seandainya saat ini malaikat maut datang menjemputmu,
apakah kau sudah siap?
Apakah kau rela pada dirimu sendiri menghadap Allah dengan keadaanmu seperti ini?
Apa yang akan kau katakan kepada malakaikat munkar dan nakir di kubur? Apakah kau yakin kau bisa mempertanggungjawabkan apa yang kau lakukan saat ini pada Allah di padang mahsyar kelak?!”
Suara Rabi’ yang mengalir di relung jiwa yang penuh cahaya iman itu menembus hati dan nurani wanita itu
Mendengar perkataan Rabi’ mukanya menjadi pucat pasi
Tubuhnya bergetar hebat
Air matanya meleleh
Ia langsung memakai kembali kain hitam dan cadarnya
Lalu keluar dari rumah Rabi’ dipenuhi rasa takut kepada Allah SWT
Perkataan Rabi’ itu terus terngiang di telinganya dan menggedor dinding batinnya,
sampai akhirnya jatuh pingsan di tengah jalan
Sejak itu ia bertobat dan berubah menjadi wanita ahli ibadah
Orang-orang yang hendak memfitnah dan mempermalukan Rabi’ kaget mendengar wanita itu bertobat. Mereka mengatakan, “Malaikat apa yang menemani Rabi’. Kita ingin menyeret Rabi’ berbuat maksiat dengan wanita cantik itu, ternyata justru Rabi’ yang membuat wanita itu bertobat!
Rasa takut kepada Allah yang tertancap dalam hati wanita itu sedemikian dahsyatnya
Berbulan-bulan ia terus beribadah dan mengiba ampunan dan belas kasih Allah SWT
Ia tidak memikirkan apa-apa kecuali nasibnya di akhirat
Ia terus shalat, bertasbih, berzikir dan puasa
Hingga akhirnya wanita itu wafat dalam keadaan sujud menghadap kiblat
Tubuhnya kurus kering kerontang seperti batang korma terbakar di tengah padang pasir
[Sang Hikmah]
***
Sumber: Buku “Di Atas Sajadah Cinta
Kisah-Kisah Teladan Islami Peneguh Iman dan Penenteram Jiwa”
http://namakugusti.wordpress.com/2010/07/23/sebuah-kisah-untuk-para-pelaku-pornografi-dan-pornoaksi/
*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar