Rabu, 09 April 2014
Hukum Istri Memusuhi Mertua
~*~ Hukum Istri Memusuhi Mertua ~*~
Saya mempunyai problem,
tetapi memang akar permasalahannya cukup panjang untuk diutarakan disini
Yang saya tanyakan...
Bagaimana sikap yang harus diambil terhadap menantu yang memusuhi mertuanya
dan ia didukung oleh ibunya agar jangan pernah datang ke rumah orang tua saya.
Saya kasihan, terutama kepada ibu saya,
beliau menjadi tertekan atas sikap menantunya tersebut.
Jazakumullah.
Ikhwan, Banten
Jawab :
Kami ikut prihatin dengan masalah yang sedang Anda hadapi
Memang tidak jarang terjadi adanya perselisihan antara ibu dengan menantunya (istri anaknya),
yang kemudian mengarah kepada pertengkaran,
dan ini amat disayangkan
Karena, bagaimanapun juga, ibu mertua adalah ibu suaminya
Sehingga, mau tidak mau harus dihormati dan tidak boleh dimusuhi
Tidak dipungkiri, yang menjadi pemicunya, terkadang masalah yang ringan,
tetapi kadang juga persoalan yang mendasar dan besar
Timbulnya bias karena faktor istri,
tetapi kadang juga karena faktor ibu mertua itu sendiri, yang terkadang berlebihan dalam bersikap,
sehingga membuat risih menantunya
Bahkan tak jarang membuat menantunya merasa sangat terganggu,
sehingga tidak menyukai sikap ibu mertua, atau bahkan sampai “membencinya”
Bisa juga timbul karena miss komunikasi antara keduanya
Jadi perlu kejelasan duduk persoalan yang sedang Anda hadapi ini,
agar dapat dicarikan solusi, dahulu baru kemudian mensikapinya dengan penuh bijak
Sebab, kata para ulama, hukum atas sesuatu itu adalah, cabang dari gambaran permasalahannya
Oleh karena itu, kami menasihati Anda untuk berkonsultasi kepada ulama atau ustadz atau da’i yang betul-betul dipercaya untuk meminta solusi terbaik dari permasalahan Anda tersebut
Sebab, bila memungkinkan hendaklah dipecahkan dengan damai, dan itu lebih baik, sebagaimana firman Allah:
وَالصُّلْحُ خَيْرٌ
Artinya :
“…dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)”
(Qs. An Nisaa` : 128)
Bila memungkinkan, Anda perlu mencari penyebab kebencian tersebut
Usahakan agar mempertahankan pernikahan tersebut.
Sangat dianjurkan agar Anda menasihati sang istri untuk mengalah dan menghilangkan prasangka buruk kepada ibu Anda
Apabila ia bisa demikian, maka perlu sekali Anda membicarakan dengan ibu, juga agar bersikap kooperatif
Mudah-mudahan Allah menghilangkan kebencian di hati keduanya
Tetapi Anda jangan lupa, bahwa hati manusia itu berada di tangan Allah,
dan Allah-lah yang membolak-balikkannya,
sebagaimana sabda Rasulullah :
إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Artinya :
“Sesungguhnya hati-hati bani Adam seluruhnya di antara dua jemari Allah seperti satu hati. Allah palingkan sesukanya.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a:
“Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati-hati, palingkanlah hati-hati kami untuk mentaati Engkau”
[HR Muslim].
Dengan memahami ini, Anda jangan sampai lupa menyerahkan hal ini kepada Allah,
berdoa agar kebencian dihilangkan dari hati keduanya
Adapun kepada ibu mertua (ibu dari istri), Anda perlu membangun hubungan dan komunikasi yang baik
Pahamkan, bahwa sebab pernikahan antara Anda dengan dan istri, tidak terlepas dari persetujuan dua keluarga,
yaitu keluarga Anda dan keluarga istri, sehingga bila terjadi sesuatu di antara keluarga besar tersebut,
bisa dengan melibatkan keduanya dengan cara yang baik dan sesegera mungkin
Bila ternyata tidak mungkin diperbaiki keadaannya,
maka agama Islam memberikan solusi terakhir yang pahit,
dan terkadang berdampak negatif untuk keluarga Anda, atau hubungan antara keluarga orang tua Anda dengan keluarga istri
Solusi ini adalah perceraian, yang tentunya tidak diharapkan oleh Anda.
Sebab Anda memiliki kewajiban besar dan penting, yaitu berbakti kepada kedua orang tua
Kewajiban ini dapat mengalahkan lainnya. Bisa jadi, jika Anda mempertahankan pernikahan dalam keadan seperti itu terus,
maka kemungkinan orang tua Anda akan kecewa dan menderita disebabkan keadaan tersebut
Disinilah Anda dituntut untuk bisa bersikap arif dan bijak dalam memilih dan memilah permasalahan
Nasihat kami kepada istri Anda,
hendaknya bertakwa kepada Allah
Berusahalah menghilangkan kebencian dan permusuhan kepada Ibu dari suami Anda
Ingatlah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ
Artinya :
“Jangan saling bermusuhan, saling hasad dan saling berpisah. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan tidak boleh seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari”
[HR. Al Bukhari]
Kita dilarang saling bermusuhan, apalagi yang Anda musuhi adalah mertua
Mungkin berat di hati, namun dengan ketabahan dan kesabaran, insya Allah, Anda akan mendapatkan kebaikan berlipat, baik dalam kehidupan dunia yang fana’ ini, atau pada kehidupan akhirat yang kekal nanti.
Sedangkan kami kepada ibu mertua Anda (ibu istri),
hendaklah bertakwa kepada Allah dan membimbing putrinya untuk lebih baik dalam segala sisi kehidupannya
Tidak ikut mendukung dalam perkara yang dilarang Allah
Menanggapi permasalahan ini, tunjukkanlah sikap mulia,
dan seharusnya menempatkan diri sebagai penengah ataupun mediator yang bisa menjadi perekat, dan ikut menciptakan kondisi yang baik dalam hubungan antara kedua keluarga besar tersebut
Kepada ibu Anda, hendaklah bertakwa dan sabar melihat kelemahan, kesalahan dan kekurangan menantunya
Bersabarlah dan terus berusaha instrospeksi agar senantiasa menjadi hamba Allah yang sabar dan bertakwa
Tak ada gading yang tak retak. Tidak ada manusia yang sempurna
Semua manusia pasti melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah, yang cepat bertaubat dan kembali ke jalan yang benar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Artinya :
“Setiap bani Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang bertaubat”
[HR at Tirmidzi, dan dihasankan Syaikh al Albani]
Akhirnya, kepada Anda kami nasihati, dalam memandang masalah ini, hendaklah Anda cari akar permasalahannya
Selesaikanlah dengan bijak dan sesuai syariat
Anda bisa meminta bantuan ulama, ustadz atau orang lain yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan ini
Kami ikut berdoa, mudah-mudahan Allah l memudahkan Anda dan menunjukkan jalan yang lurus kepada istri serta ibu Anda,
sehingga hilanglah sikap permusuhan di hati keduanya
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa dan Maha Pemberi Petunjuk. (Kh)
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun IX/1427H/2006M
Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta,
Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo
57183 Telp. 0271-761016]
***
Referensi :
kamis, 12 Agustus 2010
http://namakugusti.wordpress.com/2010/08/12/hukum-istri-yang-memusuhi-mertua/
*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar