Rabu, 16 April 2014
Kisah Sang Raja Dan Ahli Ibadah
~*~ Raja Dan Ahli Ibadah ~*~
Diriwayatkan oleh Wahab bin Munabbih
Dia adalah seorang pendeta Yahudi yang kemudian masuk Islam
Diceritakan bahwa pada suatu hari seorang raja yang agung ingin berkuda ke seluruh pelosok kerajaannya
agar masyarakat melihat kehebatan dan keindahannya
Raja itu memerintahkan para pejabat, pengawal dan pembesar kerajaan
untuk menyiapkan tunggangan agar masyarakat melihat kekuasaannya
Dia juga menyuruh mereka untuk menyediakan pakaian kebesarannya
Dia memerintahkan bawahannya untuk menyiapkan kuda pilihan yang kuat
Dia memilih kuda yang tercepat larinya, yang diberi nama as-Sabak
Dia memacu kuda itu didepan pasukan
Dia merasa bangga dengan kehebatan dan kekuasaannya
Datanglah Iblis
Iblis meletakkan mulutnya pada telinganya
dan meniupkan perasaan sombong pada raja itu
Maka berkatalah raja itu,
“Siapa yang dapat menyamaiku didunia ini?”
Dia memacu kudanya dengan sombong dan merasa bangga dengan kudanya itu
Dia tidak melihat kepada seorangpun
karena perasaan hebat dan sombongnya,
serta perasaan ujub dan bangganya
Tiba-tiba dihadapannya berdiri seorang laki-laki yang berpakaian compang camping
Orang itu memberi salam kepada sang raja,
tetapi raja itu tidak membalas salamnya
Orang itu kemudian memegang tali kekang kuda sang raja
Kemudian raja itu berkata:
“Lepaskan tanganmu dari tali kekang kuda ini
Engkau tidak tahu tali kekang kuda siapa yang engkau pegang!”
Orang itu berkata,
“Aku mempunyai keperluan denganmu”
Raja berkata,
“Sabarlah, tunggu aku turun”.
Orang itu berkata,
“Keperluanku adalah saat ini juga,
bukan saat engkau turun dari kudamu”
Raja berkata,
“Katakan, apa keperluannya! “
Orang itu berkata,
“Ini rahasia. Aku tidak akan mengatakannya kecuali ke telingamu”
Raja menyodorkan telinganya kepada orang itu
Orang itu berkata,
“Aku Malaikat Maut... Aku hendak mencabut nyawamu”
Raja berkata,
“Tangguhkanlah sampai aku pulang ke rumahku,
berpamitan kepada anak istriku”
Orang itu berkata,
“Tidak, engkau tidak akan melihat mereka lagi untuk selamanya
karena jatah umurmu sudah habis”
Maka, Malaikat Maut pun mengambil nyawanya
Pada waktu itu sang raja sedang duduk diatas kuda kebanggaannya”
Malaikat Maut pergi dari sana,
kemudian mendatangi seorang laki-laki soleh yang diridhai Allah
Malaikat mengucapkan salam
Laki-laki itu membalas salamnya
Malaikat berkata,
“Aku mempunyai keperluan denganmu dan ini rahasia”
Laki-laki salih itu berkata,
“Katakanlah keperluanmu di telingaku”
Malaikat berkata,
“Aku adalah Malaikat Maut”.
Laki-laki itu berkata,
“Selamat datang, segala puji bagi Allah atas kedatanganmu
karena sesungguhnya aku banyak mendekatkan diri untuk menyambut kedatanganmu
Aku merasa terlalu lama menunggumu
Aku sangat merindukan kedatanganmu”
Malaikat berkata,
“Jika engkau mempunyai urusan selesaikanlah dahulu”
Laki-laki itu berkata,
“Tidak ada urusan yang lebih penting daripada saat bertemu dengan Rabbku Azza wa Jalla”
Malaikat berkata,
“Cara seperti apa yang engkau sukai ketika aku mencabut nyawamu?
Aku diperintahkan mencabut nyawamu dengan cara yang engkau pilih
dan yang engkau inginkan”
Laki-laki itu berkata,
“Ijinkanlah aku mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat
Ketika aku sujud, cabutlah nyawaku
Maka, Malaikat Maut melakukan permintaan orang itu
dan mengirimnya kepada rahmat Allah Jalla wa `Ala”
Subhanallah ....
***
Referensi :
Jum'at, 23 Juli 2010
http://namakugusti.wordpress.com/2010/07/23/ketika-malaikat-maut-mencabut-nyawa-sang-raja-dan-sang-ahli-ibadah/
*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar