Minggu, 04 Mei 2014
Sandal Jepit Istriku
~*~ Kisah Sandal Jepit Istriku ~*~
Selera makanku mendadak punah
Hanya ada rasa kesal dan jengkel yang memenuhi kepala ini
Duh... betapa tidak gemas,
dalam keadaan lapar memuncak seperti ini makanan yang tersedia tak ada yang memuaskan lidah
Sayur sop ini rasanya manis bak kolak pisang,
sedang perkedelnya asin nggak ketulungan
"Ummi... Ummi, kapan kau dapat memasak dengan benar...?
Selalu saja, kalau tak keasinan... kemanisan,
kalau tak keaseman... ya kepedesan!"
Ya, aku tak bisa menahan emosi untuk tak menggerutu
"Sabar bi..., rasulullah juga sabar terhadap masakan Aisyah dan Khodijah
Katanya mau kayak Rasul...? "
ucap isteriku kalem
"Iya... tapi abi kan manusia biasa
Abi belum bisa sabar seperti Rasul.
Abi tak tahan kalau makan terus menerus seperti ini...!"
Jawabku dengan nada tinggi
Mendengar ucapanku yang bernada emosi,
kulihat isteriku menundukkan kepala dalam-dalam
Kalau sudah begitu, aku yakin pasti air matanya sudah merebak
Sepekan sudah aku ke luar kota
Dan tentu, ketika pulang benak ini penuh dengan jumput?
jumput harapan untuk menemukan 'baiti jannati' di rumahku
Namun apa yang terjadi...?
Ternyata kenyataan tak sesuai dengan apa yang kuimpikan
Sesampainya di rumah, kepalaku malah mumet tujuh keliling
Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya laksana kapal pecah
Pakaian bersih yang belum disetrika menggunung di sana sini
Piring-piring kotor berpesta pora di dapur,
dan cucian... ouw... berember-ember
Ditambah lagi aroma bau busuknya yang menyengat,
karena berhari-hari direndam dengan detergen tapi tak juga dicuci
Melihat keadaan seperti ini aku cuma bisa beristigfar
sambil mengurut dada
"Ummi...ummi, bagaimana abi tak selalu kesal kalau keadaan terus menerus begini...?"
ucapku sambil menggeleng-gelengkan kepala
"Ummi... isteri sholihat itu tak hanya pandai ngisi pengajian,
tapi dia juga harus pandai dalam mengatur tetek bengek urusan rumah tangga
Harus bisa masak, nyetrika, nyuci, jahit baju, beresin rumah...?"
Belum sempat kata-kataku habis sudah terdengar ledakan tangis isteriku yang kelihatan begitu pilu
"Ah...wanita gampang sekali untuk menangis...,"
batinku berkata dalam hati
"Sudah diam Mi, tak boleh cengeng
Katanya mau jadi isteri shalihat...?
Isteri shalihat itu tidak cengeng,"
bujukku hati-hati setelah melihat air matanya menganak sungai dipipinya
"Gimana nggak nangis!
Baru juga pulang sudah ngomel-ngomel terus
Rumah ini berantakan karena memang ummi tak bisa mengerjakan apa-apa
Jangankan untuk kerja untuk jalan saja susah
Ummi kan muntah-muntah terus,
ini badan rasanya tak bertenaga sama sekali"
ucap isteriku diselingi isak tangis
"Abi nggak ngerasain sih bagaimana maboknya orang yang hamil muda..."
Ucap isteriku lagi, sementara air matanya kulihat tetap merebak
"Bi..., siang nanti antar Ummi ngaji ya...?"
pinta isteriku
"Aduh, Mi... abi kan sibuk sekali hari ini
Berangkat sendiri saja ya?"
ucapku
"Ya sudah, kalau abi sibuk,
Ummi naik bis umum saja, mudah-mudahan nggak pingsan di jalan,"
jawab isteriku
"Lho, kok bilang gitu...?"
"Iya, dalam kondisi muntah-muntah seperti ini kepala Ummi gampang pusing
kalau mencium bau bensin
Apalagi ditambah berdesak-desakan dalam dengan suasana panas menyengat
Tapi mudah-mudahan sih nggak kenapa-kenapa,"
ucap isteriku lagi
"Ya sudah, kalau begitu naik bajaj saja,"
jawabku ringan
Pertemuan hari ini ternyata diundur pekan depan
Kesempatan waktu luang ini kugunakan untuk menjemput isteriku
Entah kenapa hati ini tiba-tiba saja menjadi rindu padanya
Motorku sudah sampai di tempat isteriku mengaji
Di depan pintu kulihat masih banyak sepatu berjajar,
ini pertanda acara belum selesai
Kuperhatikan sepatu yang berjumlah delapan pasang itu satu persatu
Ah, semuanya indah-indah dan kelihatan harganya begitu mahal
"Wanita, memang suka yang indah-indah,
sampai bentuk sepatu pun lucu-lucu,"
aku membathin sendiri
Mataku tiba-tiba terantuk pandang pada sebuah sendal jepit yang diapit sepasang sepatu indah
Dug! Hati ini menjadi luruh
"Oh....bukankah ini sandal jepit isteriku?"
Tanya hatiku
Lalu segera kuambil sandal jepit kumal yang tertindih sepatu indah itu
Tes! Air mataku jatuh tanpa terasa
Perih nian rasanya hati ini,
kenapa baru sekarang sadar bahwa aku tak pernah memperhatikan isteriku
Sampai-sampai kemana ia pergi harus bersandal jepit kumal
Sementara teman-temannnya bersepatu bagus
"Maafkan aku Maryam,"
pinta hatiku
"Krek...,"
suara pintu terdengar dibuka
Aku terlonjak, lantas menyelinap ke tembok samping
Kulihat dua ukhti berjalan melintas sambil menggendong bocah mungil yang berjilbab indah dan cerah,
secerah warna baju dan jilbab umminya
Beberapa menit setelah kepergian dua ukhti itu,
kembali melintas ukhti-ukhti yang lain
Namun, belum juga kutemukan Maryamku
Aku menghitung sudah delapan orang keluar dari rumah itu,
tapi isteriku belum juga keluar
Penantianku berakhir ketika sesosok tubuh berbaya gelap dan berjilbab hitam melintas
"Ini dia mujahidahku!"
pekik hatiku
Ia beda dengan yang lain, ia begitu bersahaja
Kalau yang lain memakai baju berbunga cerah indah,
ia hanya memakai baju warna gelap yang sudah lusuh pula warnanya
Diam-diam hatiku kembali dirayapi perasaan berdosa
karena selama ini kurang memperhatikan isteri
Ya, aku baru sadar,
bahwa semenjak menikah belum pernah membelikan sepotong baju pun untuknya
Aku terlalu sibuk memperhatikan kekurangan-kekurangan isteriku,
padahal di balik semua itu begitu banyak kelebihanmu,
wahai Maryamku
Aku benar-benar menjadi malu pada Allah dan Rasul-Nya
Selama ini aku terlalu sibuk mengurus orang lain,
sedang isteriku tak pernah kuurusi
Padahal Rasul telah berkata:
"Yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya"
Sedang aku..?
Ah, kenapa pula aku lupa bahwa Allah menyuruh para suami agar menggauli isterinya dengan baik
Sedang aku...?
terlalu sering ngomel dan menuntut isteri dengan sesuatu yang ia tak dapat melakukannya
Aku benar-benar merasa menjadi suami terdzalim!!!
"Maryam...!"
panggilku, ketika tubuh berabaya gelap itu melintas
Tubuh itu lantas berbalik ke arahku,
pandangan matanya menunjukkan ketidakpercayaan atas kehadiranku di tempat ini
Namun, kemudian terlihat perlahan bibirnya mengembangkan senyum
Senyum bahagia
"Abi...!"
bisiknya pelan dan girang
Sungguh, aku baru melihat isteriku segirang ini
"Ah, kenapa tidak dari dulu kulakukan menjemput isteri?"
sesal hatiku
Esoknya aku membeli sepasang sepatu untuk isteriku
Ketika tahu hal itu, senyum bahagia kembali mengembang dari bibirnya
"Alhamdulillah, jazakallahu...,"
ucapnya dengan suara tulus
Ah, Maryam, lagi-lagi hatiku terenyuh melihat polahmu
Lagi-lagi sesal menyerbu hatiku
Kenapa baru sekarang aku bisa bersyukur memperoleh isteri zuhud dan 'iffah sepertimu?
Kenapa baru sekarang pula kutahu betapa nikmatnya menyaksikan matamu yang berbinar-binar
karena perhatianku...?
syukurilah kasih dan cinta yang anda miliki sekarang ini
karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan seperti apa yang anda alami saat ini
bisa jadi, mereka mendapatkan hal-hal yang kurang baik bagi hidup mereka
pertikaian, perceraian hingga kekerasan dalam rumah tangga
Semoga kita semua tergolong kedalam keluarga yang shakinah mawaddah warahmahh..
Aamiin aamiin yaa rabbal 'alamin..
***
Referensi :
Rabu, 27 Mei 2009
http://priendah.wordpress.com/2009/05/27/sandal-jepit-istriku/
*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hotel and Casino Las Vegas - Mapyro
BalasHapusHotel and Casino Las Vegas in 과천 출장마사지 Las Vegas, Nevada. 89101 오산 출장마사지 US. Hotel Information. Hotel Description: Find 서귀포 출장샵 hotel information, map, and general 이천 출장샵 information 논산 출장안마