Minggu, 27 Oktober 2013

Cantik Itu Ujian



~*~  Cantik adalah ujian  ~*~



Fitrah manusia menyukai kecantikan dan inginkan kecantikan
Cantik itu adalah anugerah
Namun, percaya atau tidak, cantik itu juga sebenarnya merupakan satu ujian
Tetapi perlu diingat bahawa cantik itu adalah amat subjektif

Barangkali ada yang memiliki wajah cerah dan licin tetapi tidak nampak seri
Barangkali ada pula yang gelap dan biasa sahaja tetapi begitu manis dipandang
Cahaya iman mungkin?

Berbalik kepada topik pembahasan
Cantik adalah ujian. Mengapa begitu?
Cantik sebagai anugerah

1. Meningkatkan rasa syukur

2. Keyakinan diri tinggi

3. Sedap untuk dipandang

4. Maintanance rendah (sepatutnya)

5. Apabila dikecapi apabila sebelumnya biasa-biasa



Si cantik yang mempunyai wajah licin bersih, pastinya akan bersyukur kerana tidak perlu berat kepala memikirkan bagaimana untuk mengatasi masalah kulit sekaligus mengurangi beban perawatan muka dan sebagainya

Begitu juga akan membolehkan si cantik yakin melangkah
Dan paling boleh dianggap sebagai anugerah sekiranya mereka yang sebelumnya dianggap biasa saja, kini dianugerahkan dengan rupa paras menarik
Pasti kan banyak yang membuatnya tertarik


Cantik sebagai ujian

1. Dijadikan bahan komersial

2. Disayangi hanya kerana rupa

3. Menimbulkan ria dalam hati

4. Apabila nikmat cantik hanya sekejap saja



Si cantik biasanya menjadi pilihan untuk melariskan pelbagai produk di pasaran
Dalam produk iklan dalam hal kosmetik dan tentu itu hanya sebagai pelaris saja


Si cantik juga seringkali menjadi mangsa jerat cinta si pria belang yang hanya mementingkan paras rupa semata

Apabila cantik itu hilang, maka hilanglah cinta mereka juga
Bukankah itu juga satu ujian?
Lebih baiklah mereka yang miliki paras wajah yang sederhana,
yang diyakini disayangi bukan kerana rupa semata

Apa pun, ujian terbesar ialah apabila kecantikan itu ditarik dan hilang sekejap mata
Hilanglah keyakinan diri, hilanglah semangat, dan tidak mustahil hilang pula sebagian besar mereka yang seringkali menjadi pendamping selama ini



Kesimpulannya, bersyukurlah dengan apa yang ada saat ini
Karena semua itu tidaklah kekal adanya

Semoga bermanfaat InsyaAllah...





***
Referensi :
http://kembanganggrek2.blogspot.com/2011/11/cantik-adalah-ujianbersyukur-seadanya.html
*

Sujud Syukur Ala Indonesia U-19



~*~  Sujud Syukur  ~*~


Timnas Sepakbola Indonesia U-19 sungguh luar biasa
Belum ada satu bulan Evan Dimas Darmono dkk., memenangi Piala AFF Cup U-19 di Sidoarjo,
kini mereka memastikan diri lolos ke putaran final AFC Cup U-19 (biasa disebut Piala Asia) yang akan digelar di Myanmar 2014 mendatang


Ada yang unik dengan tim besutan pelatih Indra Sjafri ini
Tim ini dibangun dengan mentalitas religius yang kental
Satu yang paling kentara adalah selebrasi gol

Hampir di semua gol yang dicetak oleh pemain Timnas Indonesia U-19 selalu diakhiri dengan selebrasi berbau keagamaan
Punggawa timnas yang Muslim seperti Evan Dimas, Hergianto, dan Ilham Udin, merayakan gol dengan melakukan sujud syukur


Selain itu, punggawa Garuda Muda yang beragama Kristiani seperti Paulo Sitonggang dan Yabes mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Tuhan dengan berlutut dan mengepalkan tangan

Khusus di pertandingan terakhir ketika melumat timnas U-19 Korea Selatan,
Evan Dimas yang mencetak hattrick (tiga gol) bahkan tidak hanya melakukan sujud syukur,
namun juga menengadahkan kedua tangan sambil berdoa

Dan yang lebih membuat diri saya pribadi tersentuh ketika melihat pelatih Indra Sjafri dan krunya ternyata juga melakukan sujud syukur

Hal ini terlihat ketika tim asuhan beliau menang atas Filipina 2-0
dan yang terbaru ketika memupus harapan timnas Korea Selatan dengan skor 3-2


Usut punya usut, memang sosok pelatih Indra Sjafri berperan besar dalam penanaman “doktrin” seperti ini
Beliau seorang Muslim, namun nasihat beliau kepada anak asuh dan krunya untuk senantiasa bersyukur kepada Tuhan juga dipatuhi oleh yang non-Muslim

Saya selalu mengingatkan mereka untuk kembali kepada Tuhan mereka masing-masing. Kalau misalkan mereka melakukan selebrasi sujud atau semacamnya, itu adalah ungkapan syukur terhadap Tuhan,” 
tutur coach Indra Sjafri


Ternyata hal ini juga dibenarkan oleh Ustadz Yusuf Mansur yang nge-twit:

Dari awal saya suka pelatih kita ini... Kalimat2nya positif teruuuuuuusss... Alhamdulillaah.”Dan nasihat inilah yang tertanam begitu dalam pada benak para pemuda timnas Indonesia U-19 ini seperti pernyataan Muhammad Hargianto, pemain bernomor punggung 8 ini


Sujud syukur yang saya lakukan bersama tim merupakan bentuk terima kasih kepada Tuhan. Itu ungkapan syukur, karena saya mampu mencetak gol dan tim diberi kemenangan.” 

Subhanallah...

Maka benar pula firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu,”
(QS. Ibrahim: 7)


Melihat fenomena ini pulalah beberapa ulama Indonesia pun mendoakan keberhasilan tim sepakbola Indonesia U-19 ini

Ustadz Yusuf Mansur melalui akun twitternya mengaku bangga dengan selebrasi sujud sukur ala punggawa Timnas Indonesia U-19 dan mendoakan mereka agar bisa bermain di Piala Dunia

Baru Indonesia, selebrasi sujud massal... Layak buat menang Piala Dunia di masa2 yg akan dtg...”
 tutur Ustadz Yusuf Mansur


Ada pula Ustadz Bachtiar Nasir. Lewat akun Twitternya, Ustadz Bachtiar Nasir mengucapkan terima kasih pada Evan Dimas dkk., karena telah mendakwahkan sujud syukur


“@EvanDimasD terima kasih bnyk atas perjuangan Evan Dimas cs yg tlh torehkan sejarah bagi Indonesia. Terima kasih sdh syiarkan sujud syukur


Tak lama berselang, Ustadz Bachtiar Nasir juga mengucapkan terima kasih kepada coach Indra Sjafri yang telah mendidik anak asuh dan krunya untuk taat beragama, paling tidak dengan membiasakan berterima kasih kepada Tuhan


“@indra_sjafri Terima kasih buat pak Indra Syafri dan anak asuhnya yg tlh torehkan sejarah buat Indonesia. Tks jg sdh syiarkan Sujud Syukur.




(***) Sujud Syukur Dalam Islam


Jumhur ulama berpendapat bahwa sujud syukur adalah sunnah, berdasarkan hadist riwayat Imam Ahmad dari Abdur Rahman bin Auf.

Sewaktu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam keluar menuju ke dalam bangunan-bangunan tinggi lalu memasukinya. Kemudian Baginda menghadap kiblat dan sujud, dan memanjangkan sujud Baginda. Kemudian Baginda mengangkat kepalanya seraya bersabda: “Sesungguhnya Jibril mendatangiku dan memberi khabar gembira kepadaku. Jibril berkata:“Sesungguhnya Allah mengatakan kepada engkau: “Siapa yang memberi selawat ke atas engkau Aku akan memberi selawat kepadanya dan siapa yang memberi salam kepada engkau, Aku akan memberi salam kepadanya” Lalu saya bersujud sebagai tanda syukur kepada Allah,”
(HR. Imam Ahmad)

Menurut mahdzab Imam Syafi’ie, sujud syukur tidak boleh dilakukan dalam shalat
Sujud Syukur harus dilakukan di luar shalat, terutama ketika seorang Muslim mendapat limpahan rahmat atau terhindar dari malapetaka




Nah, sekarang bagaimana fiqih (tata cara) sujud syukur?

Baik, tidak ada yang saklek dalam fiqih sujud syukur, karena pada dasarnya ilmu fiqih memang tidak ada yang saklek (satu aturan)
Ada kecenderungan untuk berbeda-beda selama masih dalam koridor Quran dan Sunnah, terutama seperti apa yang difatwakan oleh empat mahdzab dalam Islam, Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali



Dalam fiqih sujud syukur, seorang Muslim yang melakukan sujud syukur tidak harus dalam keadaan suci, tidak musti berwudhu dulu
Hal ini didasarkan pada pendapat Imam Syafii yang melarang melakukan sujud syukur dalam shalat

Maka tidak pula menjadi kewajiban untuk berwudhu ketika akan sujud syukur
Meski begitu, melakukan sujud syukur dalam keadaan suci tentu baik
Ga kebayang gimana jadinya jika untuk melakukan sujud syukur Evan Dimas atau Muhammad Hargianto Cs harus berwudhu dulu



Nah, apa yang musti dibaca dalam sujud syukur? 

Tidak terdapat hadis shahih yang menjelaskan bacaan tertentu untuk sujud syukur
Karena itu, para ulama menegaskan bacaan pada sujud syukur sama dengan bacaan sujud dalam shalat
Seperti, subhaana rabbiyal a’laaa, atau subbuuhun qudduusun rabbul malaaikati war ruuh, atau yang lainnya, kemudian dilanjutkan dengan doa apapun yang dikendaki orang yang sujud


Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan,
Tata cara sujud syukur, baik gerakan maupun hukum, dan syaratnya sama seperti sujud tilawah,
(Al-Mughni, 2:372).



Beliau menjelaskan tentang sujud tilawah, “Bacaan sujud tilawah sama dengan bacaan sujud dalam shalat,
(Al-Mughni, 2:362).



Baiklah, demikian kiranya sekilas tentang fenomena Sujud Syukur di kalangan pemain dan official Timnas Indonesia U-19
Semoga selebrasi seperti ini tetap dijaga, bahkan Timnas Indonesia Senior pun semoga juga membiasakan hal serupa


Dan ingat juga, ungkapan syukur bukan hanya lewat sujud aja, yah?
Ungkapin juga dengan berbuat kebaikan dengan nikmat yang kalian peroleh saat ini
Sedekah, zakat, qurban, bantu orang tua, dan terlebih, jangan lupa shalat lima waktunya dijaga




***
Referensi :
Oleh Irfan Nugroho
http://www.mukminun.com/2013/10/Evan-dimas-indra-sjafri-indonesia-vs-korea-selatan-kualifikasi-afc-cup-sujud-syukur-dalam-islam.html?m=1
*

Nama-nama Bayi Islami




~*~  Nama-nama Bayi Islami  ~*~



Salah satu hal yang sangat membahagiakan sepasang suami-istri adalah ketika keturunan yang mereka harapkan terlahir

Bayi terlahir dari kandungan sang istri dengan sang suami mendampinginya
Maka salah satu hal penting terkait dengan hal tersebut adalah memberi nama bayi tersebut

Sebagai sepasang suami-istri yang muslim, sangat dianjurkan untuk memberi bayi tersebut dengan nama-nama Islami

Di artikel ini, akan kami sampaikan deretan nama-nama bayi Islami untuk bayi laki-laki maupun bayi perempuan
Namun sebelum itu, akan kami sampaikan terlebih dahulu adab memberi nama bayi sesuai Sunnah Rasulullah Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam:


1. Jangan memberi nama bayi dengan nama “Abu Qasim”


Abu Qasim adalah julukan yang hanya boleh digunakan oleh Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam
Setidaknya ada tiga hadist yang menjelaskan hal tersebut:

Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiallahuanhu ia berkata: 
Seseorang menyapa temannya di Baqi: Hai Abul Qasim! Rasulullah saw. berpaling kepada si penyapa. Orang itu segera berkata: Ya Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam, aku tidak bermaksud memanggilmu. Yang kupanggil adalah si Fulan. Rasulullah saw. bersabda:Kalian boleh memberi nama dengan namaku, tapi jangan memberikan julukan dengan julukanku
(Shahih Muslim No.3974)



Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Radhiallahuanhu ia berkata: 
Seseorang di antara kami mempunyai anak. Ia menamainya dengan nama Muhammad. Orang-orang berkata kepadanya: Kami tidak akan membiarkanmu memberi nama Rasulullah saw. Orang itu berangkat membawa anaknya yang ia gendong di atas punggungnya untuk menemui Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam. Setelah sampai di hadapan Rasulullah saw. ia berkata: Ya Rasulullah! Anakku ini lahir lalu aku memberinya nama Muhammad. Tetapi, orang-orang berkata kepadaku: Kami tidak akan membiarkanmu memberi nama dengan nama Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda: Kalian boleh memberikan nama dengan namaku, tetapi jangan memberi julukan dengan julukanku. Karena, akulah Qasim, aku membagi di antara kalian
(Shahih Muslim No.3976)

Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiallahuanhu ia berkata: 
Abul Qasim, Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda: Berikanlah nama dengan namaku, tetapi jangan memberikan julukan dengan julukanku
(Shahih Muslim No.3981)



2. Boleh memberi nama bayi pada hari pertama dia lahir ataupun tujuh hari setelah kelahiran bayi tersebut

Diceritakan oleh Anas bin Malik Radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda,
Malam ini anakku terlahir, maka aku menamakannya dengan nama Abu Ibrahim ‘alaihissalam,”
(HR. Muslim 2315). 


Boleh juga memberi nama bayi pada hari ketujuh pasca kelahiran sebagaimana hadist Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam, “Setiap anak tergadai (tertahan) dengan akikahnya, disembelihkan haiwan akikah pada hari ketujuh, diberi nama pada hari tersebut, dan dicukur rambutnya."
(HR. Abu Daud no: 2837, At-Tirmizi no: 1522, An-Nasai no: 4220 dan Ibnu Majah no: 3165).



3. Hanya beri bayi-bayi kita dengan nama yang baik
Adalah suatu anjuran yang sangat ditekankan untuk memberi nama bayi dengan nama yang baik. Hal ini karena Rasulullah pernah mengganti nama Zainab yang semula bernama Barrah
(HR. Muslim 3990)



Nah, terkait dengan memberi nama yang baik untuk bayi laki-laki maupun bayi perempuan, Islam memberi beberapa petunjuk tentang hal tersebut. 

1. Menggunakan kata Abdu diikuti Asmaul Husna

Misal Abdullah, Abdurrahman
Kedua nama ini sangat disukai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagaimana diterangkan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud dll

Kedua nama ini menunjukkan penghambaan kepada Allah Azza wa Jalla.

"Nama-nama yang paling dicintai oleh Allah adalah Abdullah (hamba Allah) dan Abdurrahman (hampa kepada Yang Maha Pemurah)"
(HR. Muslim no: 2132, At-Tirmizi no:2833, An-Nasai no: 3565, Abu Daud no: 4949 dan Ibnu Majah no: 3728).



Dan sungguh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan nama kepada anak pamannya (Abbas radhiallahu ‘anhu), Abdullah radhiallahu ‘anhuma. Kemudian para sahabat radhiallahu ‘anhum terdapat 300 orang yang kesemuanya memiliki nama Abdullah


Sesungguhnya orang-orang Syi’ah tidak memberikan nama kepada anak-anak mereka seperti hal ini, mereka mengharamkan diri mereka sendiri memberikan nama anak mereka dengan Abdurrahman sebab orang yang telah membunuh ‘Ali bin Abi Tholib adalah Abdurrahman bin Muljam

Penganut agama syiah biasanya menamakan diri mereka dan bayi mereka dengan Abdul Husein, atau Abdul Hasan, atau Abdul Ali
Jadi mereka menisbatkan penghambaan bukan kepada Allah, namun kepada Ahlul Bait dan imam-imam syiah
Naudzubillahi min dzalik



2. Memberi nama bayi dengan nama-nama Nabi.


Para ulama sepakat akan diperbolehkannya memberikan nama dengan nama para nabi
Diriwayatkan dari Yusuf bin Abdis Salam, ia berkata:
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nama kepadaku Yusuf”
(HR. Bukhori –dalam Adabul Mufrod-; At-Tirmidzi –dalam Asy-Syama’il-)

Berkata Ibnu Hajjar Al-Asqolaniy: Sanadnya Shohih.

Dan seutama-utamanya nama para nabi adalah nama nabi dan rasul kita Muhammad bin Abdillah shalallahu ‘alaihi wa sallam



3. Memberi nama bayi laki-laki atau bayi perempuan dengan nama orang shalih dari kalangan umat Islam

Telah tsabit dari hadits Mughiroh bin Syu’bah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda,
Sesungguhnya mereka memberikan nama (pada anak-anak mereka) dengan nama-nama para nabi dan orang-orang sholih
(HR. Muslim).



Maka tidak heran bahwa sahabat Zubair bin ‘Awan radhiallahu‘anhu memberikan nama kepada sembilan anaknya dengan nama-nama sahabat yang syahid pada waktu perang Badr, missal: Abdullah,’Urwah, Hamzah, Ja’far, Mush’ab, ‘Ubaidah, Kholid, ‘Umar, dan Mundzir.

Maka berikut kami kutipkan daftar nama para Sahabat (untuk nama Islami bayi laki-laki) dan Sahabiyah (untuk nama Islami bayi perempuan)
Semoga berguna untuk kita semua umat Islam dan semoga anak-anak kita kelak akan meniru perilaku mulia para sahabat tersebut


Khadijah binti Khuwailid
Abu Bakar ash-Shiddiq
Umar bin Khattab
Utsman bin Affan
Ali bin Abi Thalib
Zaid bin Haritsah
Abbas bin Abdul Muthalib
Hamzah bin Abdul Muthalib
Ja'far bin Abi Thalib1. Khalid bin Walid
Amru bin Ash1. Abu Sufyan
Mu'awiyah bin Abu Sufyan
Ikrimah bin Abu JahalAbdullah ibn Umar
Abdurrahman bin Auf
Abu Bakar
Abu Dzar Al-Ghiffari
Abu Hurairah
Abu Ubaidah bin al-Jarrah
Ali bin Abi Talib
al-Qamah
Amru bin Ash
Bilal bin Rabah
Hakim bin Hazm
Hamzah bin Abdul Muthalib
Khalid bin Walid
Mua'dz bin Jabal
Mua'wiyah bin Abu Sufyan
Mus'ab bin Umair
Sa'ad bin Abi Waqqas
Sa'id bin Zayd bin `Amr
Thalhah bin Ubaidillah
Umar bin Khattab
Usamah bin Zaid bin Haritsah
Usman bin Affan
Uwais Al-Qarny
Wahsyi
Zubair bin AwwamAbbad bin Bishir




(****)


Abbas bin Abdul-Muththalib
Abdullah bin Abbas
Abdullah bin Abdul-Asad
Abdullah bin Hudhafah as-Sahmi
Abdullah bin Ja'far
Abdullah bin Mas'ud
Abdullah bin Rawahah
Abdullah bin Salam
Abdullah bin Ubay
Abdullah bin Umar
Abdullah bin Ummi-Maktum
Abdullah bin Zubair
Abdurrahman bin Abi Bakar
Abdurrahman bin Auf
Abu Ayyub al-Ansari
Abu Bakar
Abu Dujana
Abu Dzar Al-Ghifari
Abu Fuhayra
Abu Hudhaifah bin al-Mughirah
Abu Hurairah
Abu Jahm
Abu Lubaba bin Abd al-Mundzir
Abu Musa al-Ashari
Abu Qatadah
Abu Sufyan
Abu Sufyan bin Harits
Abu Thalib
Abu Ubaidah bin al-Jarrah
Abu al-Aas bin al-Rabiah
Abu al-Dardaa
Abu Hudhayfah bin Utbah
Abu Sa'id al-Khudri
Akib bin Usaid
Al-Ala'a Al-Hadrami
Al-Baraa bin Malik al-Ansari
Al-Nahdiah
Ali bin Abi Thalib
Aminah binti Wahab
Amru bin al-Jamuh
Ammar bin Yasir
Amru bin Ash
An-Numan bin Muqarrin
Anas bin Malik
Ashaab
Aqil bin Abu Thalib




Bashir bin Sa'ad
Bilal bin Rabah
Bilal bin al-Harits




Fadl bin Abbas
Fatimah binti Asad
Fatimah binti Hizam
Fayruz al-Daylami




Habibah binti Ubaidillah
Hakim bin Hazm
Halimah As-Sa'diyah
Hamzah bin Abdul-Muththalib
Haritsah binti al-Muammil
Hatib bin Abi Baitah
Hisyam bin Al-Aas
Hudhayfah bin al-Yaman
Hujr bin Adi




Ikrimah bin Abu Jahal



Ja'far bin Abi Thalib
Julaybib




Khabbab bin al-Aratt
Khadijah binti Khuwailid
Khalid bin Sa`id
Khalid bin Walid
Khubaib bin Adi
Khunais bin Hudhaifa
Kumail bin Ziyad
Khuzaimah bin Tsabit




Layla binti al-Minhal
Lubabah binti al-Harith
Lubaynah




Malik bin Dinar
Malik al-Dar
Malik bin Ashter
Malik bin Nuwayrah
Miqdad bin Aswad
Mua'dz bin Jabal
Muhammad bin Abu Bakar
Muawiyah bin Abu Sufyan
Muhammad bin Maslamah
Mughira bin Shu'ba
Mus'ab bin Umair




Nawfal bin Khuwaylid




Qatadah




Rab'ah bin Umayah
Rabi'ah bin Harits




Sa'ad bin ar-Rabi'
Sa'ad bin Abi Waqqas
Sa'ad bin Muadz
Saffiyah binti Abdul-Muththalib
Sa’id bin Al-Ash
Said bin Amir al-Jumahi
Said bin Zayd
Salim Mawla Abu Hudhayfah
Salman al-Farisi
Suhayb Ar-Rummi
Sumayyah binti Khayyat
Syaibah bin 'Utsman




Thalhah bin Ubaidillah
Thalib bin Abu Thalib




Ubaidah bin Harits
Ubay bin Kaab
Umamah binti Zainab
Umar bin Khattab
Ummi Kultsum binti Ali
Ummi Kultsum binti Jarwila Khuzima
Ummi Syarik
Ummi Ubays
`Uqbah bin Amir
Urwah bin Mas'ud
Usamah bin Zaid
Usayd bin Hudhayr
Utbah bin Ghazwan
Utsman bin Affan
Utsman bin Hunaif
Uwais al-Qarny




Wahab bin Abd Manaf
Wahsyi
Waraqah bin Naufal




Zaid bin Arqam
Zaid bin Haritsah
Zaid bin Tsabit
Zainab binti Ali
Zubair







***
Referensi :
Oeh : Irfan Nugroho
http://www.mukminun.com/2013/10/Nama-nama-Bayi-Islami-untuk-Laki-laki-atau-Perempuan.html?m=1
*